Kamis, 05 April 2012

MENGATASI BERBAGAI HAMBATAN


MENGATASI BERBAGAI HAMBATAN

Setelah orang belajar dan mengetahui peluang masih sangat banyak mengalami hambatan-hambatan menjadi mandiri. Ada lima alasan utama mengapa orang yang sudah memahami peluang tapi tidak dapat mewujudkan impiannya.
Alasan-alasan tersebut adalah:
1.      Ketakutan
2.      Sinisme
3.      Kemalasan
4.      Kebiasaan buruk
5.      Arogan

A.  ALASAN No. 1 (Mengatasi Rasa Takut)

Mengatasi rasa takut atas resiko berbisnis (takut kehilangan uang). Tidak pernah menemui seseorang yg sunguh-sunguh senang kehilangan uang (rugi). Sepanjang hidup selalu kita temui orang kaya kehilangan uang (rugi), tetapi sering kali ketemu orang miskin tidak pernah kehilangan uang (rugi) sepeserpun karena takut berinvestas, namun tetap juga miskin.

Ketakutan kehilangan uang adalah rill. Setiap orang punya rasa takut kehilangan uang (rugi). Namun bukan rasa takut itu masalahnya. Masalahnya adalah bagaimana anda mengatsi rasa takut itu atau bagaimana mengatasi kegagalan. Itulah yg membuat perbedaan pandangan orang yang mau maju dan berkembang dengan orang yang selalu jadi pecundang. Orang yang menghindari resiko adalah orang yg tidak pernah berhasil dan tidak akan berhasil. Inti
perberbedaannya adalah cara pandang mengatasi resiko; ORANG MAU MAJU; BAGAIMANA SAYA MENGATASI RESIKO“ sedang „ORANG PECUNDANG; SAYA TIDAK MAU ADA RESIKO“ Sehingga janganlah heran kalau banyak orang memilih cara yang sangat aman (tanpa resiko) dari pada orang yang memilih Bagaimana mengatasi resiko. Sehingga jangan juga heran kalau orang yang miskin lebih banyak dari pada orang kaya.
Salah satu contoh dalam buku Rich Dad, Poor Dad „Jika kamu membenci resiko dan merasa cemas sebelum bertindak, berarti anda juga membeci keberhasilan“
Tidak satupun orang yang senang kalah, tetapi orang yang selalu menghindari kekalahan  tidak akan pernah jadi pemenang. „Kekalahan dapat memberi inspirasi pada pemenang sedang kekalahan mengalahkan pecundang


B.  ALASAN No.2 ( Mengatasi Sinisme)

Suatu ungkapan yang sangat kuat oleh orang sinisme dalam memandang suatu peluang „Langit Akan Runtuh“ Dalam sebuah cerita tentang „Chicken Littel“ (pengecut). Semua orang memiliki jiwa pengecut ketika rasa takut menyelimuti pikirannya. Semua orang punya rasa kekhawatiran terhadap dirinya.
Contoh, Orang Sinisme Memandang Peluang (Tanpa menganalisa)
 Saya tidak bisa.............,
 Lebih bagus dia dari pada aku.....,
 Bagaimana jika..................... ,
 jangan sampai ......................,
Seandainya .........................,

Jika hal ini menyelimuti pikiran anda maka anda tidak akan pernah mengalami kesuksesan, karena mereka selalu terlambat menangkap peluang dan juga tida pernah anda menjadi orang yang berjiwa besar untuk menolong orang lain disekelilingnya. Salah satu contoh yang terjadi beberapa tahun yang lalu di Los Angeles yang mengungkapkan bahwa “Akan Terjadi Perang” sehingga penjualan senjata meningkat tajam. Hal ini memberi inspirasi untuk menang bagi orang yang bersikap positif dan menganalisis suatu peluang, tetapi pecundang malah berpikiran sebaliknya yakni berupaya membuat perlindungan bawah tanah agar mereka aman.
Orang sinis tidak pernah jadi pemenang. Keraguan dan ketakutan yang tak terkendali melahirkan orang sinis, sehingga jika ada peluang Si Sinis Mengeritik dan menghindar, sedang Pemenang Menganalisis dan menangkap peluang.
Salah satu contoh „Si sisnis“ mengatakan saya tidak mau repot, maka saya ingin menyerang balik, bahwa apakah yang membuatmu berpikiran saya mau repot?. Mereka beranggapan bahwa selalu lebih besar repotnya dari pada yang saya harapkan, karena mereka berkesimpulan sebelum menganalisis Padahal jika dia memanfaatkan asetnya yang paling besar (pikirannya) atau kecerdasan Finansialnya. Inilah yang membuat tidak pernah dan tidak akan jadi pemenang, karena semua peluang diterima dengan negatif tanpa mereka analisis terlebih dahulu.
Si sinis selalu diselimuti dengan pemikiran pasra keadaan, pesimis sehingga wajarlah kalau tidak pernah mencapai yang diinginkan.


C.  ALASAN No. 3  (Kemalsan)

Orang yang selalu alasan sibuk adalah salah satu ciri bentuk kemalasan. Kita sering mendengar ungkapan bahwa saya tidak dapat melakukan kegiatan lain karena saya sangat sibuk dan tidak punya waktu untk melakukannya. Namun jika kita perhatikan sebagian besar yang menyatakan sibuk adalah orang-orang yang menghabiskan waktunya pada kegiatan-kegiatan yang produktif dan tidak jelas. Dalam menganalisis waktu, semua orang punya waktu 24 jam sehari. Pertanyaan: „Maukah waktu anda habis tanpa hasil?“, „Untuk apakah waktu anda?“, „Siapakah yang mengatur waktu anda?“. Dalam 24 jam dapat dibagi dalam 3 episode;
a) 8 jam pertama untuk profesi anda,
b). 8 jam ke dua digunakan untuk istirahat,
c). 8 jam ketiga digunakan untuk untuk apa?.

Suatu ungkapa kuno yang sering didengarkan bahwa kalau anda mau berhasil, bekerja keraslah. Namun kalau kita perhatikan tidak semua pekerja keras mencapai apa yg diinginkan. Bahkan kebanyakan orang yang memperoleh hasil yg besar adalah orang yg bekerja bukan untuk uang tetapi hanya bekerja untuk belajar. Sering kita jumpai orang sibuk mengurusi hartanya, sibuk mengurusi kesehatannya atau sibuk mengurusi pekerjaannya di kantor. Namun alasannya sama yaitu „sibuk“, ini salah satu cara untuk menghindari apa yang dia tidak inginkan. Dalam benak mereka hanya ingin mempertahankan yang ada dan tidak punya keinginan untuk meningkatkan.
Salah satu contoh konkrit sering kita jumpai Pegawai selalu menghabiskan waktunya bejam-jam di kantor namun hasilnya tidak jelas (tidak produktif) dan mereka lakukan, hanya takut dikatakan malas, padahal sesungguhnya mereka memelihara kemalasan. Di dalam lubuk hati mereka telah tau bahwa ini tidak produktif, namun jika anda ingatkan mereka sering menanggapinya dengan marah, tersinggung dan sebagainya.
Jadi kalau begitu apa obatnya kemalasan? Jawabnya sedikit bersifat ambisi dan tamak. Kita tau bahwa ambisi dan tamak itu. Namun kalau kita sadari bahwa dalam diri kita semua ada nafsu/hasrat untuk memiliki sesuatu yg kita impikan. Jika anda ingin berhasil, maka jangan pernah ada ungkapan „Saya tidak punya waktu, karena itu sama saja anda memelihara kemalasan dan mengurung kecerdasan finansial anda sendiri. Ungkapan lain yg serupa sering kita jumpai adalah „saya tidak bisa beli“ kata simalas berbeda dengan  ungkapkan „Bagaimana saya bisa beli“ kata orang mau maju. Ironisnya lagi yang dipersalahkan adalah orang lain. Yang sering kita dengarkan „ Orang kaya serakah, orang kaya tamak, orang kaya perbudak kami, dan sebagainya“. Suatu ungkapan dari salah seorang terkaya Amerika mengatakan kalu mau sukses (dianalisis)  „What’s In It For Me? (Apa untungnya untuk saya?)
Jika saya ….. (kerja keras, menangkap peluang lebih awal, selalu malas, takut terhadap resiko, dan apa untungnya jika saya berhasil mengumpulkan uang yang saya inginkan, menerima peluang,dan sebagainya). Pertanya ini anda diharapkan memberi pemaknaan. „Apa Untungnya jika saya......................“ (malas, takut resiko, menangkap peluang lebih awal,...........)

D.  ALASAN No. 5 (Kebiasaan Buruk)

Kehidupan kita adalah cerminan dari kebiasaan kita yang lebih besar dari pendidikan kita. Kebiasaan buruk yang sering kita dengar adalah tidak menerima pendapat orang lain. Contoh: Menurut Si sinis dari pada kitan omong masa depan bangsa kita, lebih baik kita pergi ke Bar, masalah Bangsa  urusan Pemerintah bukan urusan kita. Dari pada saya di denda lebih baik saya bayar duluan, dari pada saya di omeli lebih baik saya bayar duluan gaji mereka. Ini beberapa contoh kebiasaan buruk. Pendapat lain yang bertolak belakang dengan hal di atas adalah ungkapan; Saya bayar duluan diri saya dari pada yang lain sekalipun saya kekurangan uang.

Membayar diri anda lebih dulu dari pada membayar karyawan itu lebih bagus dari pada bayar diri anda belakangan. Dari pernytaan ini muncul tanda Tanya bagaimana jika uang tidak cukup, jawabnya dia tetap bayar dirinya lebih dulu. Cara ini bukan berarti tidak membayar karyawan tetapi justru memberi motivasi lebih besar untuk mencari solusinya sehingga dia harus kerja cerdas agar tida membuat karyawan marah atau mengomel atau dengan kata lain juga mereka dibayar tepat waktu. Dari keadaan ini memberi inspirasi bahwa dengan kebiasaan anda disiplin pada aturan main maka anda akan memperoleh hasil yang lebih besar dari apa yang anda inginkan.
Jadi jika anda membayar diri anda lebih dahulu maka anda mendapatkan finasial yang kuat, mental yang kuat dan disiplin kerja yang kuat. Tapi jika anda membayar diri anda belakangan maka anda akan lemah dan asset anda tidak bertambah.

E.   ALASAN No. 5 ( Arogan)

Menurut Robert T. Kiyosaki bahwa Arogan adalah bentuk ego plus dari suatu kebodohan. Setiap kali saya arogan saya selalu kehilangan kesempatan. Semua informasi yang saya dengar semua saya tau, apa yang menyebabkan orang bisa gagal juga saya tau menurut orang arogan. Pernyataan yg seing kita dengar ketika diselimuti Arogansi adalah “ Saya Sungguh-sungguh percaya bahwa apa yang saya tidak ketahui adalah tidak penting bagiku” Ini sering kali kita jumpai jika anda mendiskusikan suatu peluang baru, orang arogansi selalu berusaha menyembunyikan ketidaktahuannya sehingga tidak mempunyai gagasan tentang apa yang dibicarakan,  akhirnya dengan cara apapun (Saya tidak suka, saya tidak senang, bahkan dengan  cara menggertakpun akan muncul demi untuk memenangkan diskusi). Pada dasarnya orang tersebut tidak berbohong tapi tidak menyatakan kebenaran. Jika anda tidak tau dan paham suatu masalah atau suatu informasi baru bagimu, maka mulailah mendidik diri anda untuk memahami dan jika anda belum juga paham berusaha menemukan seorang yg ahli dalam bidang itu atau membiasakan diri membaca buku sesuai dengan masalah yang anda mau ketahui.
Orang yang bersifat arogansi tudak akan jadi pemenang karena semua peluang dia tutup dengan perlindungan kebodohan, tidak mau mempelajarai dan menganalisis apa yang dia dengar dan dia liat. Dalam ilmu etika ada empat tipe manusia sebagai berikut :

1.               Tau apa yang dia ketahui
2.               Tau apa yang dia tidak ketahui
3.               Tidak tau apa yg dia ketahui
4.               Tidak tau apa yang dia tidak ketahui

Jika seseorang diselimuti pernyataan no. 3 dan 4 di atas maka akan mempengaruhi sikap arogansi. Dan anda harus yakin bahwa orang bersifat arogan tidak akan menjadi pemenang. Salah satu contoh: Pada tahun 1991 sebuah perusahaan jaringan toko  di London Memakai nama GERALD RATNER sebagai merek jaringan toko, dan jaringan ini mencapai titik puncak penjualannya setiap tahun jika dibanding dengan toko lain. Dalam satu ketika dalam pertemuan tahunan jaringan ini GERALD RATNER sebagai Chief Executive jaringan ini melaporkan bahwa kenapa kita bisa terhebat dalam penjualan, karena yang kita jual adalah “SAMPAH” hal ini kelihatannya hanya pernyataan lelucon, tetapi karena pelanggang menanggapinya lain, maka jaringan itu runtuhdan semua pelanggangnya mengembalikan barang yang mereka pernah beli. Ini suatu contoh sikap arogan yang membuat jatuh.
Cara mengatasi hal seperti ini adalah beri mereka kesempatan menjelaskan dan mengomentari tawaran anda, lalu beri dia posisi sebagai orang yang terhebat, dan semakin anda memposisikan sebagai orang yang hebat semakin dia memahami dirinya belum paham apa yang anda bicarakan. Dengan memulai dia tidak paham maka kesempatan terbaik anda untuk menyatakan bahwa yang anda tawarkan lebih baik daripada yang dia harpkan.











 

Tidak ada komentar: