Sabtu, 28 April 2012

Laporan Kematangan Gonad


1.1.  Latar Belakang
Indonesia merupakan negara bahari dan tepatnya dikatakan negara kepulauan. Indonesia ditutupi dua pertiga oleh air, wilayah tanah air Indonesia memiliki potensi sumberdaya hayati perikanan yang besar dan belum seluruhnya dapat dikelola
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi yang besar di bidang Perikanan. Luas wilayah Indonesia sebesar 7,9 juta km2 atau sekitar 81 % dari wilayah seluruh Indonesia. Sedangkan luas perairan Indonesia saat ini lebih kurang  14 juta Ha, yang terdiri dari sungai dan rawa sebesar 11,9 juta Ha, 1,78 juta Ha danau alam dan 0,93 juta Ha danau buatan. Hal ini merupakan potensi yang sangat bagus untuk pengembangan usaha perikanan (Nyabakken, 1992).
Pemeriksaan jenis kelamin dalam budidaya sangatlah penting. Karena hal tersebut menentukan dalam proses-proses selanjutnya dalam kegiatan budidaya, termasuk dalam merekayasa utnuk mendapatkan produksi ikan yang maksimum. Selain itu, identifikasi dan pembedaan jenis kelamin ini dapat digunakan untuk menguji hasil ginogenesis dan androgenesis(Anonymous.2006)                                  
Ikan merupakan makanan manusia yang paling utama sejak awal dari abad sejarah manusia. Daging ikan banyak mengandung protein dan lemak, seperti juga daging-daging hewan ternak. Daging ikan nudah dicerna dibandingkan tumbuh-tumbuhan. Kadar protein dalam ikan dapat mencapai 13-20 %, sedangkan 60-80 % berupa air dan selebihnya lemak. Daging ikan banyak mengandung vitamin-vitamin terutama hatinya. Vitamin tersebut didapat dari plankton secara langsung ataupun tidak langsung, yang menjadi makanan ikan. Mengingat bahwa tiga perempat bagian dari permukaan bumi tertutup dengan lautan dan banyak perairan tawar yang dihuni oleh bermacam-macam ikan (Djuhanda, 1981).
Ikan terdiri dari banyak sekali spesies di dunia yang memiliki kekhasan tersendiri dan yang telah berhasil diidentifikasi para ahli ikhtiologi di dunia ini ada sekitar 20.000 – 40.000 spesies. Bahkan ratusan spesies diantaranya telah memiliki varietas atau strain yang mencapai ratusan varietas.
Studi mengenai jenis kelamin dari suatu spesies yang memiliki banyak strain merupakan suatu hal yang sangat menarik dan penting untuk dilakukan terutama bagi orang-orang yang menekuni bidang budidaya perikanan dan melakukan penelitian di bidang Biologi Perikanan. Hal ini karena setiap individu dari setiap spesies ikan memiliki ciri – ciri khusus sebagai penentu apakah indi-vidu ikan itu berjenis kelamin jantan atau betina. Penampakan ciri – ciri seksual ini pada beberapa spesies ikan baru nyata terlihat apabila individu ikan mengalami kematangan gonad (kelamin), akan tetapi pada beberapa spesies ikan lainnya ciri–ciri seksual itu dapat terlihat dengan jelas walaupun individu ikan tersebut belum matang gonad ataupun sudah selesai memijah karena dapat terlihat pada ciri – ciri morfologi pada permukaan tubuhnya. Oleh karena itu sangat diperlukan pengetahuan tentang tingkat kematangan gonad dari setiap individu ikan sehingga membantu mereka yang berkecimpung di bidang budidaya perikanan dan biologi perikanan untuk menghitung jumlah ikan dewasa yang siap bereproduksi dan memijah, kapan mereka akan memijah dan bertelur serta kapan dan berapa telur yang akan dibuahi dan menetas serta perbandingan antara ikan yang belum matang gonad dengan yang sudah matang, ikan yang belum dewasa dengan yang sudah dewasa dan ikan yang belum bereproduksi dengan yang sudah (Pulungan, 2006).
Mahasiswa perikanan harus dapat mengenali tingkat kematangan gonad setiap jenis ikan yang populer di masyarakat sehingga dapat membantu jika ingin membudidayakannya. Karena itulah praktikum tentang tingkat kematangan gonad sangat diperlukan untuk memberikan latihan kepada mahasiswa.

1.2.  Tujuan dan Manfaat
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengenal ikan yang dewasa, siap bereproduksi dan memijah serta tingkat kematangan gonad dan untuk mengenal secara jelas jenis kelamin  ikan yang diamati, baik diamati dengan ciri seksual primer maupun cirri seksual sekunder. Sehingga pada praktikum ini para praktikan mampu untuk mengenali setiap jenis kelamin ikan baik itu jantan, betina ataupun hermaprodit.
Manfaat dari praktikum yang diperoleh adalah untuk mengetahui bagaimana dan apa saja organ-organ yang digunakan dalam sistem reproduksi seperti testes, ovari,mengetahui apakah ikan tersebut berkelamin jantan atau betina . Dan dapat memberikan informasi terhadap ilmu pengetahuan yang ada.

II. TINJAUAN PUSTAKA
Kottelat et. al, (1993), mengatakan bahwa ikan yang tergolong ordo cypriniformes di perairan barat Indonesia dan Sulawesi terdiri dari banyak famili. Melihat jenis ikan Cypriniformes cukup banyak dan perubahan ekosistem akibat dari kemungkinan terjadi perubahan jumlah spesies ikan Cypriniformes pada saat ini dan kemudian hari.
Menurt Atmaja (2005) akibat adanya perbedaan kecepatan pertumbuhan, maka ikan-ikan muda yang berasal dari telur yang menetas pada waktu yang bersamaam akan mencapai tingkat kematangan gonad pada umur yang berlainan. Ukuran ikan jika pertama kali matang gonad tidak selalu sama, disebabkan antara lain oleh suhu air dan dan ketersediaan pakan ( Atmaja, 2005)
Sitanggang (1987) mengemukakan bahwa ikan tambakan  termasuk golongan ikan labyrinthici yaitu sebangsa ikan yang memiliki alat pernafasan berupa insang dan insang tambahan (labyrinth). Labyrinth adalah alat pernafasan yang berupa selaput tambahan yang berbentuk tonjolan pada tepi-tepi atas lapisan insang pertama. Pada selaput terdapat pembuluh darah kapiler (zat asam) langsung dari udara dan pernafasannya.
Seksualitas ikan dapat ditentukan dengan mengamati ciri-ciri seksual skunder dan seksual primer. Pengamatan seksual primer harus dengan pembelahan diperut ikan. Sedangkan seksual skunder dengan memperhatikan ciri-ciri morfologi yaitu bentuk tubuh. Organ pelengkap dan warna (andea,2005).
Selanjutnya Effendie (1997) menyatakan bahwa sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi yaitu ovarium dan pembuluhnya. Sifat seksual sekunder ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina. Apabila suatu spesies ikan mempunyai sifat morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina maka spesies ikan mempunyai seksual dimorphisme. Apabila yang menjadi tanda itu warna maka ikan itu mempunyai seksual dichromatisme dimana pada ikan jantan biasanya warnanya agak lebih cerah dan menarik daripada ikan betina.
Ciri seksual ikan dapat dibagi menjadi dua, yaitu ciri seksual primer dan ciri seksual sekunder. Ciri seksual primer adalah alat organ yang berhubungan langsung dengan proses reproduksi. Testes dan salurannya pada ikan jantan merupakan ciri seksual primer. Untuk melihat perbedaannya diperlukan pembedahan. Ciri seksual sekunder berguna dalam membedakan ikan jantan dengan ikan betina dan dapat dilihat dari luar, meskipun kadang kala tidak memberikan hasil yang positif (nyata). (Tim Ikhtiologi, 1989).
Gonad adalah organ reproduksi yang berfungsi menghasilkan sel kelamin (gamet). Gonad yang terdapat pada tubuh ikan jantan tersebut disebut testes yang berfungsi menghasilkan spermatozoa, sedangkan yang terdapat pada individu ikan betina disebut ovari berfungsi menghasilkan telur. (Pulungan et. al,  2006). Selanjutnya dikatakan juga bahwa gonad yang terdapat didalam tubuh mengalami perkembangan dari bentuk sehelai benang yang berisi cairan bening kemudian berkembang dan membesar sesuai dengan kapasitas rongga perut yang dimiliki individu ikan. Perkembangan gonad ini dipengaruhi oleh adanya perkembangan gamet yang diproduksi oleh gonad itu sendiri. Semakin matang gonad suatu in-dividu ikan maka semakin besar bentuk dan berat gonad serta tubuh individu ikan.
Berdasarkan tempat pemijahan. Ikan dapat dimasukkan kedalam beberapa golongan, yaitu golongan ikan phytopil yang memijah pada tanaman. Golongan psamopil memijah dipasir. Golongan ikan pelagopil memijah pada kolam air diperairan dan golongan ikan ostracopil pada cakang yang telah mati (Raharjo, 1980).
Pengamatan terhadap aspek-aspek biologi spesies ikan dilakukan para pakar biologi  perikanan melalui pendekatan secara kuantitatif. Dengan perlakuan yang diberikan terhadap banyak individu ikan dengan waktu pengamatan yang relatif  lama (Effendi, 1997).
Pengamatan tentang tahap tahap kematang gonad ikan dapat dilakukan secara morphologi dan histologi. Pengamatan secara histologi dapat dilakukan di lapangan dan di laboratorium, sedangkan pengamatan secara histologi hanya dapat dilakukan di dalam laboratorium. Pengamat secara histologi sangat memerlukan peralatan canggih dan teliti dan memerlukan pendanaan yang cukup (Pulungan, 2006).
Dasar yang dipakai untuk menentukan tingkat kematangan gonad dengan cara morfologi ialah bentuk, ukuran panjang dan berat, warna dan perkembangan isi gonad yang dapat dilihat. Perkembangan gonad ikan betina lebih banyak diperhatikan dari pada ikan jantan karena perkembangan diameter telur yang terdapat dalam gonad lebih mudah dilihat dari pada sperma yang terdapat di dalam testes (Effendie, 2002).


III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat
            Praktikum ini dilakukan pada tanggal 14 Oktober 2010  pada pukul 10.00 WIB sampai selesai di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru.

3.2. Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini ada 25 spesies ikan Tambakan (Helostoma temmincki). Kesemuanya itu diamati masing masing jenis kelaminnya, baik secara primer maupun secara sekunder.
Sedangkan alat yang digunakan yaitu nampan untuk meletakkan ikan sampel, kain lap untuk membersihkan tangan, pensil dan pena untuk menulis, penghapus untuk menghapus, penggaris untuk mengukur ketelitiannya adalah 30 cm, jarum dan pingset untuk meneliti bagian yang kecil, timbangan Kartorius untuk menimbang berat gonad ikan, gunting/pisau untuk membedah ikan, timbangan untuk menimbang berat ikan, buku penuntun praktikum untuk mempermudah dalam melakukan praktikum dan buku data sementara untuk tempat menulis.

3.3. Metode Praktikum
            Metode praktikum adalah metode survei dengan mengamati dan mengenali langsung objek praktikum dengan mengikuti petunjuk yang terdapat di dalam buku penuntun praktikum. Kemudian dilakukan pengukuran dan pencatatan ciri-ciri meristik dan morfometrik dari setiap objek.

3.4. Prosedur Praktikum
- Prosedur praktikum seksualitas ikan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1)      Mengukur panjang total (TL), panjang baku (SL), panjang fork (FL), BdH, dan HdL serta menggambarkan setiap individu ikan yang diamati. Identifikasi dan timbang setiap ikan objek yang dipraktekkan.
2)      Pisahkan menurut jenis kelamin berdasarkan ciri seksual sekunder.
3)      Bedah perut ikan dengan alat bedah secara abdominal, amati menurut ciri seksual primer.
4)      Amati organ reproduksi apakah berbentuk testes atau ovari.
5)      Hal yang perlu diamati untuk testes/ovari adalah bentuk testes/ovari, ukuran testes/ovari (panjang), perbandingan panjang testes/ovari dengan panjang rongga tubuh, dan warna testes/ovari.
6)      Setelah dibedah kemudian tentukan tahap-tahap perkembangan gonad menurut Nikolski dan Kesteven.
7)      Hitung IKG ikan.

- Adapun prosedur praktikum kematangan gonad ini adalah :
1.      Gambar dan tulis klasifikasi ikan.
2.      Timbang berat ikan.
3.      Ukur morfometrik ikan ( Hdl, Bdh, TL, FL, SL).
4.      Amati ciri-ciri seksualnya, kemudian tentukan jenis kelaminnya. Untuk memastikan jenis kelamin, bedah ikan dan keluarkan gonadnya. Kemudian tentukan jenis kelamin dari ikan tersebut serta gambarkan bentuk dari jenis kelamin tersebut (ovari dan testes).


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
No
Jenis Ikan
Habitat
Klasifikasi Ikan
1.
Ikan Tambakan
Air tawar
Filum       : Cordhata
Kelas        : Pisces
Ordo         : Perciformes
Family      : Anabantidae
Genus       : Helostoma
Spesies     : Helostoma temmincki

Tabel 1. Jenis Ikan, Lingkungan Hidupnya dan Klasifikasi

4.1.1. Kematangan Gonad
            Hasil praktikum terdiri dari klasifikasi dan pengukuran data morfometrik dari 20 ekor ikan Tambakan (Helostoma temmincki) yang berbeda jenis kelaminnya dengan tingkat kematangan gonad yang berbeda pula. (Lampiran 1)
Dari data tersebut dilakukan penimbangan terhadap masing-masing gonad ikan dan penghitungan IKG (Indeks Kematangan Gonad) atau sering disebut Coeffisien Kematangan Gonad atau Gonado Somatic Index, yaitu suatu nilai dalam persen sebagai hasil dari perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan termasuk gonad dikali dengan 100 %.
Rumus IKG :
                        IKG =   x100%     
Keterangan :  IKG = Indeks Kematangan Gonad
                       Bg   = Berat Gonad dalam gram
                       Bt    = Berat tubuh dalam gram
Alat kelamin pada ikan disebut gonad. Gonad dalam rongga tubuh ikan jantan disebut testes, sedangkan gonad yang terdapat dalam rongga tubuh ikan betina disebut ovari. Alat kelamin berupa gonad (kelenjar kelamin), terdapat sepasang dalam abdomen (rongga perut) dan terletak gelembung udara yang terdapat pada ikan betina dan ikan jantan. Organ seksual yang merupakan ciri-ciri seksual primer pada ikan tambakan terdiri dari testes pada ikan jantan dan ovari pada ikan betina. Testes ikan tambakan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

                                                

Gambar 2. Testes Ikan Tambakan (Helostoma temmincki)
            Testes pada ikan tambakan jantan yang terdapat didalam tubuh ikan bervariasi mulai dari berwarna bening transparan sampai putih susu yang menunjukkan tahap perkembangan gonadnya dan berjumlah dua buah atau sepasang. Bentuknya memanjang dan terletak menggantung pada mesenteries (mesovaria) dengan posisi persis di bawah tulang punggung dan ginjal serta di samping gelembung renang. Testes  ikan tambakan ini terletak di dalam rongga perut ikan jantan.
Ovari pada ikan tambakan betina terdapat di dalam tubuh ikan tepatnya di dalam rongga perut ikan tersebut. Bentuknya memanjang dan berjumlah sepasang dengan letak menggantung pada mesenteries (mesovaria). Posisinya persis di bawah tulang punggung dan ginjal serta di samping gelembung renang. Warna ovari pada ikan sampel bervariasi mulai dari bening transparan sampai kuning keemasan yang menunjukkan tahap kematangan gonadnya dan memiliki butiran telur. Untuk lebih jelasnya, gambar ovari pada ikan ini dapat dilihat di bawah ini.






Gambar 3. Ovari Ikan Tambakan (Helostoma temmnincki)
            Butiran telur pada ovari ikan betina juga bervariasi baik warna maupun ukurannya yang menunjukkan perkembangan gamet ini. Warnanya mulai dari transparan sampai kuning keemasan dan berbentuk bundar.
4.1.2.      Seksualitas Ikan
Setelah melakukan serangkaian praktikum yang sangat panjang dan teliti maka saya sebagai praktikan yang tergabung di dalamnya mendapatkan hasil yang akan saya jabarkan sebagai berikut. (Lampiran 2)
Biasanya ukuran testes lebih kecil daripada ukuran ovarynya, dimana testes berwarna transparan sampai putih susu dan ovary berwarna kuning emas dan terlihat jelas butiran-butiran telurnya. Organisme ikan akan melakukan reproduksi saat sudah mencapai matang gonad (Fauzi, M., 1999).




4.2 Pembahasan
4.2.1. Tingkat Kematangan Gonad
Hal ini sesuai dengan pendapat Effendi (1997), yang mengatakan bahwa penentuan jenis kelamin setelah dilakukan pengukuran panjang berat, kemudian ikan dibedah dan dikeluarkan gonadnya untuk mengetahui jenis kelamin ikan tersebut. Penentuan jenis kelamin ikan tambakan dengan memperlihatkan ciri seksual primer dengan membedah tubuh ikan tersebut. Setelah itu diamati ciri seksual sekunder dengan memperlihatkan bentuk tubuh pada organ pelengkap lainnya.
Alat kelamin yang terdapat pada individu ikan disebut gonad. Akan tetapi jika gonad itu terdapat dalam rongga tubuh ikan jantan disebut testes, sedangkan gonad yang terdapat dalam rongga tubuh ikan betina disebut ovary. Gonad memiliki pembuluh darah yang berfungsi sebagai supply (penyedia) nutrisi. Testes pada ikan terdapat dalam rongga tubuh, bentuknya sangat tergantung pada rongga tubuh yang tersedia tetapi umumnya berbentuk panjang, jumlahnya sepasang dan tergantung di sepanjang mesenteries pada rongga atas bagian tubuh. Posisinya persis di bawah tulang punggung di samping gelembung udara. Warna bervariasi mulai dari transparan sampai putih susu. Ovari pada ikan terdapat dalam tubuh, bentuknya juga tergantung pada rongga tubuh. Namun umumnya memanjang, jumlahnya sepasang dan menggantung kepada mesenteries (mesovaria). Posisinya persis di bawah tulang punggung dan ginjal serta di samping gelembung udara. Warnanya bervariasi mulai dari transparan sampai kuning emas dan keabu-abuan.
Kottelat et.al.,(1993) menyatakan bahwa ikan Tambakan memiliki ciri-ciri bentuk tubuh pipih lebar, dimana tinggi badan lebih ½ kali dari panjang tubuhnya, sirip punggung panjangnya terdiri 12-13 jari-jari keras dan tajam 11-13 jari-jari lemah, sirip dubur 9-11 jari-jari keras dan 9-21 jari-jari  lemah, sirip perut 1 jari-jari keras dan 2 diantaranya jari-jari lemahnya memanjang seperti benang yang berfungsi sebagai alat peraba, sirip dada 2 jari-jari keras yang kecil dan 13-14 jari-jari lemah. Gurat sisi sempurna mulai kepala hingga ekor yang terdiri dari 30-33 keping sisik.
Pengamatan ciri seksual primer pada setiap individu ikan dilakukan melalui cara membedah tubuh bagian abdominal ikan dan mengamati gonad yang dimiliki yaitu testes jika jantan dan ovari jika betina. Namun jika ikan masih hidup, untuk melihat gonadnya dapat dilakukan dengan cara mengeluarkan gamet dengan menstripping induk yang sudah matang gonad atau mengisap gonad dengan bantuan kateter canula (selang halus).
Sedangkan menurut Pulungan (2006), perbedaan ikan jantan dan ikan betina dapat dilihat dari gonad yang dimiliki dengan cara membedah tubuh ikan (seksual primer) serta bentuk warna dan organ lengkap (seksual sekunder) untuk membedakan ikan jan-tan dan ikan betina dapat juga dilihat dari bentuk kepala, bentuk tengkorak, sirip punggung, sirip dada, sirip ekor, sirip anus serta ukuran lubang pada kelamin.
Warna ovari pada ikan betina sampel adalah kuning emas yang menunjukkan bahwa ovari sudah matang dan siap dibuahi. Jumlah ovari ada sepasang dan memiliki saluran kecil yang disebut oviductus. Testes pada ikan jantan sampel berwarna putih susu. Jumlah testes sepasang dan memiliki saluran yang disebut ductus. Gonad baik testes maupun ovari mempunyai saluran agak pendek dan bersatu dengan vesica urinaria, membentuk sinus urogenitalis yang berlanjut sebagai saluran yang bermuara sebagai porus urogenitalis.
Untuk membedakan antara ikan jantan dan ikan betina selain berdasarkan ciri seksual primer juga dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap ciri seksual sekunder ikan tersebut. Untuk membedakan ikan tambakan jantan dan betina berdasarkan ciri seksual sekunder yaitu : 1) Halus kasarnya permukaan kepala, jika kasar adalah ikan jantan sedangkan ikan betina memiliki permukaan kepala yang halus, 2) Bentuk permukaan perut ikan, pada ikan jantan permukaan perutnya agak ramping sedangkan ikan betina memiliki permukaan perut agak gemuk karena mengandung telur dalam ovari. Ciri spesies ditandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi. Ciri spesies ikan tambakan jantan adalah bentuk badan tidak terlalu melengkung, bentuk kepala lebih merata, ukuran kepala lancip, dasar sirip dada lebih keras, letak sirip perut lebih panjang, bentuk lubang genital bulat (tumpul). Sedangkan ciri spesies ikan tambakan betina adalah badan melengkung, perut membujur dan mendatar sampai ke anus, bentuk kepala lebih besar dan dasar sirip dada lunak, bentuk sirip perut lebih pendek dan bentuk lubang genital menonjol (agak lancip).
Pengamatan tentang tahap-tahap kematangan gonad ikan dapat dilakukan secara morfologi dan histologi. Tahap kematangan gonad yang umum digunakan oleh peneliti adalah pentahapan yang dilakukan oleh Kesteven yang membagi menjadi 9 tahap yaitu : I) dara, II) dara berkembang, III) perkembangan I, IV) perkembangan II, V) bunting, VI) mijah, VII) mijah/salin, VIII) salin/spent, IX) pulih salin. Sedangkan Nikolsky membagi menjadi 7 tahap yaitu: I) tidak masak, II) tahap istirahat, III) hampir masak, IV) masak, V) reproduksi, VI) kondisi salin, VII) tahap istirahat.


4.2.2. Seksualitas Ikan
Seperti yang telah dikemukakan, Saanin (1984) telah mengklasifikasikan ikan Tambakan ke dalam kelas Pisces, famili Anabantidae, genus Helostoma dan spesies Helostoma temmincki.
Dari ke-25 ekor ikan Tambakan (Helostoma temmincki) yang dipraktikumkan. Di dapatkan 6 ekor berjenis kelamin betina dan 19 ekor berjenis kelamin jantan. Data tersebut diperoleh dengan mengamati masing masing individu, baik melalui penampakan ciri seksual primer ataupun ciri seksual sekunder.
Penampakan ciri ciri seksual sekunder dilakukan dengan dua cara, yaitu seksual dimorphisme dan seksual dichromatisme.
Sifat seksual sekunder ialah tanda tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina. Apabila satu spesies ikan mempunyai sifat morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina, maka spesies itu memilki seksual dimorphisme. Apabila yang menjadi tanda itu warna, maka ikan itu mempunyai sifat seksual dikromatisme. Pada ikan jantan mempunyai warna lebih cerah dan lebih menarik dari pada ikan betina (Effendi, 2002)
            Biasanya tanda seksual sekunder itu terdapat positif pada ikan jantan saja. Apabila ikan jantan tadi dikastrasi (testisnya dihilangkan), bagian yang menjadi tanda seksual sekunder tadi menghilang, tetapi pada ikan betina tidak menunjukkan sesuatu (Effendie, 2002)
Demikian juga menurut Tim Iktiologi (1989), bahwa warna pada ikan sering merupakan cirri pengenalan seksual. Secara umum dapata dikatakan bahwa ikan jantan mempunyai warna yang cemerlang dari pada ikan betina.
Sedangkan untuk penampakan seksual primer kita melakukan pengamatan dengan melakukan striping dan membedah bagian abdominal tubuh ikan yang diamati.


V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
                 Berdasarkan pembahasan yang telah ilakukan didalam makalah tentang seksualitas ikan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.      Seksualitas hewan terdiri dari dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina.
2.      Ikan jantan adalah ikan yang mempunyai organ penghasil sperma dan ikan betina ialah ikan mempunyai organ penghas telur
3.      Sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi, yakni ovarium dan pembuluhnya pada ikan betina dan testes dengan pembuluhnya pada ikan jantan.
4.      Sifat seksual sekunder pada ikan ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina
Dari hasil pengamatan selama praktikum tingkat kematangan gonad dan seksualitas ikan didapatkan bahwa ikan Tambakan (Helostoma temmincki). Ciri ikan tambakan jantan adalah bentuk badan tidak terlalu melengkung, bentuk kepala lebih meruncing, ukuran kepala lancip, dasar sirip dada lebih keras, letak sirip perut lebih panjang, bentuk lubang genital bulat (tumpul). Sedangkan ciri ikan tambakan betina adalah badan melengkung, perut membujur dan mendatar sampai ke anus, bentuk kepala lebih besar dan dasar sirip dada lunak, bentuk sirip perut lebih pendek dan bentuk lubang genital menonjol (agak lancip). Data morfometrik antara ikan jantan dan betina cukup bervariasi sesuai jenis kelaminnya.
Sedangkat dari hasil praktikum seksualitas ikan, kita dapat mengetahui jenis kelamin ikan ikan tersebut dengan menggunakan penampakan penampakan yang ada. Penampakan ciri seksual sekunder dinilai lebih baik karena kita tidak perlu melakukan pembedahan ataupun melakukan hal yang macam macam kepada individu ikan yang diamati. Tetapi bukan berarti ciri seksual primer tidak begitu baik, karena dengan cara inilah data yang diperoleh lebih akurat.

5.2. Saran
    Perkembangan  ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang sudah maju dan modren diharapkan sarana dan prasarana  yang mendukung kegiatan pratikum ini cukup memadai sehingga memudahkan dalam objek yang akan kita teliti. Kalau bisa asisten dan praktikan lebih proaktif dalam mengikuti praktikum karena iktiologi merupakan ilmu dasar untuk mendukung mata kuliah berikutnya.
Sebagai salah satu praktikan saya menyadari bahwa melakukan pengamatan secara sekunder itu lebih sulit, karena ciri ciri yang ditampakan itu malah membingungkan untuk mengetahui jenis kelamin ikan itu sendiri. Tetapi sebagai seorang mahasiswa, kita harus mampu melakukannya. Cobalah diteliti baik baik dengan mengidentifikasi setiap inchi ikan tersebut. Walaupun pada akhirnya kita akan membedahnya untuk membuktikan pengamatan kita. Dan semoga dikemudian hari praktikuma akan berjalan dengan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Yudha, Indra Gumay.2009. REPRODUKSI. Fakultas Pertanian. Universitas
Lampung. Bandar Lampuang.

Effendie Ichsan Moch, M.Sc, H, Dr, Prof, 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara: Yogyakarta

Rahardjo, M.F. 1980. Ichthyology. Diktat Perkuliahan Fakultas Pertanian Bogor. Bogor. 113 hal

Alamsyah, Z. 1974. Ikhtiologi Sistematika (Ichtyologi I). PPM. PT. ITB. Bogor. 183 halaman.

Nyabakken. 1992. Biologi laut suatu pendekatan ekologi. P.T. Gramedia. Jakarta

Djuhanda, 1981. Dunia Ikan. Penerbit Armico. Bandung. 130 halaman.

Effendi, M. I. 1997.  Metodologi Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 122 hal.

Fauzi, M., 1999. Struktur Ikan di Sungai Selatan Bengkulu Utara. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Unri. Pekanbaru.

F.D. Ommanney. 1989. Ikan. Tira Pustaka. Jakarta.187 hal

Kottelat, M., et al. 1993Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi (Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Edition Limited. Munich. Germany. 293 hal.

Tang dan afandi 2005 dalm buku biologi perikanan

Pulungan et al, 2006. Penuntun Praktikum Ichthyologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru, 74 hal (tidak diterbitkan).

Putra, R. M., et al. 2004. Penuntun Praktikum Ichthyology. Laboratorium Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Univesitas Riau. Pekanbaru. 74 hal. (tidak diterbitkan. Hanya untuk kalangan sendiri).

Saanin, H., 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi. Bina Cipta, Bandung. 520 halaman Pulungan, C. P., et al. 2005. Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Univesitas Riau. Pekanbaru. 80 hal. (tidak diterbitkan. Hanya untuk kalangan sendiri).

Tidak ada komentar: