Aksiologi Ilmu
Pengembangan pengetahuan keilmuan telah mengalami kemajuan
yang sangat pesat sehingga membawa perubahan pada kehidupan manusia. Kecerdasan
manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan telah sampai pada taraf yang tidak
hanya mampu menjelaskan gejala-gejala alam, akan tetapi juga sudah sampai pada
taraf mengubah dan memprediksi gejala-gejala alam. Bahkan sudah sampai pada
mempengaruhi reproduksi dan penciptaan manusia itu sendiri. Namun demikian,
menimbulkan serentetan pertanyaan benarkah manusia yang telah sampai pada
tingkat kecerdasan yang meyakinkan sehingga mampu menemukan kebenaran pengetahuan
keilmuan tidak justru terjebak dalam permainan ilmu. Dengan kata lain, ilmu
tidak lagi dapat berfungsi sebagai sarana yang memberikan kemudahan bagi
kehidupan manusia melainkan dia berada untuk eksistensi nya sendiri.
Keraguan manusia terhadap pengetahuan keilmuan mulai menyeruak tatkala
sampai kepada penggunaan dan pemanfaatan ilmu itu. Banyaknya contoh dan kasus
yang menunjukkan bagaimana ilmu yang
dikembangkan pada awal mulanya secara personal dan
dengan satu tujuan utama
yakni, kemaslahatan bagi kehidupan manusia tetapi pada akhirnya telah membawa
malapetaka bagi kehidupan sosial manusia. Tidak ada yang meragukan komitmen dan
tanggungjawab seorang Einstein yang secara jantan telah menulis surat kepada presiden
Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt tentang perlunya dikembangkan bom
atom untuk menyelamatkan dan memudahkan kehidupan manusia. Namun, apa yang
terjadi kemudian ternyata pemanfaatan dan penggunaan bom atom tersebut telah
merenggut banyak nyawa manusia.
Menghadapi realitas kehidupan
manusia seperti tersebut di atas, dimana ilmu yang pada hakikatnya mempelajari
alam sebagaimana adanya sehingga alam itu berguna dan memberi keberkahan bagi
kehidupan manusia mulai dipertanyakan kedudukannya. Untuk apa sebenarnya pengetahuan
keilmuan itu dikembangkan? Kearah mana pengembangan pengetahuan keilmuan itu? Bagaimana
tanggungjawab penggunaan dan pemanfaatan pengetahuan keilmuan ? Menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut pada akhirnya kita sampai kepada satu sisi dalam
pengembangan filsafat ilmu yakni, sisi aksiologi dari pengetahuan keilmuan.
Dengan kata lain, bagaimana ilmu dalam pemanfaatan dan penggunaannya dapat memberi
kemaslahatan bagi kehidupan manusia dan bukan malah sebaliknya menjadi
malapetaka yang tidak berkesudahan.
Tanggungjawab pemanfaatan dan
penggunaan ilmu tidak bisa terlepas dengan aspek keberadaan ilmu sebagai upaya
pencarian manusia melalui aspek ontologi ilmu dan aspek epistimologi ilmu. Ilmu
tidak hanya dapat dipahamkan sebagai produk atau hasil semata, akan tetapi juga
ilmu harus dikaitkan dengan upaya pencarian kebenaran yang tidak hanya bertumpu
kepada proses pengembangan ilmu itu sendiri namun juga berkaitan dengan
kedudukan manusia sebagai subjek yang berupaya mencari kebenaran melalui
keberadaannya di dunia ini. Persoalan
yang dihadapi sehubungan dengan aksiologi ilmu adalah berkaitan dengan
tanggungjawab dari pengembangan ilmu itu secara personal dan sampai kepada
tanggungjawab sosial ilmu itu sendiri. Bertrand Russell menyebut perkembangan
itu sebagai peralihan ilmu dari tahap kontemplasi kepada tahap manipulasi.
Dalam tahap manipulasi muncul
persoalan moral dalam kaitan dengan pemanfaatan dan penggunaan ilmu itu.
Dihadapkan dengan masalah moral dalam kaitan dengan pemanfaatan dan penggunaan
ilmu terdapat dua golongan pendapat yakni, pertama menginginkan bahwa ilmu
harus bersifat netral terhadap nilai-nilai baik itu secara ontologis maupun aksiologis.
Dalam hal ini tugas ilmuan adalah menemukan pengetahuan keilmuan untuk
dipergunakan oleh manusia. Apakah ilmu itu dipergunakan secara baik ataukah
buruk bukanlah menjadi urusan ilmuan. Kedua, sebaliknya menuntut tidak adanya
netralitas dalam pemanfaatan dan penggunaan ilmu itu sedangkan netralitas hanya
terdapat dalam nilai-nilai yang bersifat metafisik keilmuan. Dengan kata lain,
bahwa ilmu secara moral harus ditujukan untuk kebaikan manusia tanpa
merendahkan martabat atau mengubah hakikat kemanusiaan. Wallahualam bissawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar