Kamis, 29 Maret 2012

SISTEM MINA-PADI IKAN NILA


SISTEM MINA-PADI IKAN NILA
Sistem Mina-Padi memiliki sejarah panjang di Indonesia. Secara umum, petani telah mengembangkan sistem yang sekarang ada. Mina-padi banyak dilakukan sistem di daerah irigasi Jawa Barat adalah: minapadi, penyelang dan ikan palawija Sebuah sistem khusus yang disebut sawah tambak juga ada di daerah pesisir Jawa Timur.
Khusus pada saat ini, hal yang kita bahas ialah sistem mina-padi ikan Nila. Namun, terlebih dahulu kita mengetahui Klasifikasi ilmiah ikan Nila sebagai berikut:
Kerajaan          : Animalia
Filum               :Chordata       
Kelas               :Osteichtyes
Ordo                :Perciformes
Famili              : Cichlidae
Genus              : Oreochromis
Spesies            : Oreochromis niloticus
Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika, tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia.
Ikan peliharaan yang berukuran sedang, panjang total (moncong hingga ujung ekor) mencapai sekitar 30 cmdan kadang ada yang lebih dan ada yang kurang dari itu. Sirip punggung ( pinnae dorsalis) dengan 16-17 duri (tajam) dan 11-15 jari-jari (duri lunak); dan sirip dubur (pinnae analis) dengan 3 duri dan 8-11 jari-jari.
Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita gelap melintang (belang) yang makin mengabur pada ikan dewasa. Ekor bergaris-garis tegak, 7-12 buah. Tenggorokan, sirip dada, sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip punggung dengan warna merah atau kemerahan (atau kekuningan) ketika musim berbiak.ada garis linea literalis pada bagian truncus fungsinya adalah untuk alat keseimbangan ikan pada saat berenang
Ikan nila yang masih kecil belum tampak perbedaan alat kelaminnya. Setelah berat badannya mencapai 50 gram, dapat diketahui perbedaan antara jantan dan betina. Perbedaan antara ikan jantan dan betina dapat dilihat pada lubang genitalnya dan juga ciri-ciri kelamin sekundernya. Pada ikan jantan, di samping lubang anus terdapat lubang genital yang berupa tonjolan kecil meruncing sebagai saluran pengeluaran kencing dan sperma. Tubuh ikan jantan juga berwarna lebih gelap, dengan tulang rahang melebar ke belakang yang memberi kesan kokoh, sedangkan yang betina biasanya pada bagian perutnya besar.
Ikan Nila juga merupakan jenis ikan air tawar yang bersifat euryhaline, artinya toleransi perubahan kualitas air yang derastis sangat luas. Sehingga dalam membudidayakannya juga cukup mudah. Salah satu sistem yang bisa diterapkan ialah sistem mina-padi dengan organisme budidaya ikan Nila. Berikut adalah gambaran tentang keadaan lokasi/sawah yang dapat dijadikan sistem mina padi.
 
Gambar 1: Sistem Mina-Padi

Ikan yang dihasilkan dari sawah sebagian besar benih ikan untuk restocking tumbuh di sistem, seperti keramba jaring apung dan bambu, air bersih (bak beton) dan sistem irigasi kanal.
Ikan nila dilaporkan sebagai pemakan segala (omnivora), pemakan plankton, sampai pemakan aneka tumbuhan sehingga ikan ini diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air.
Ikan ini sangat peridi, mudah berbiak. Secara alami, ikan nila (dari perkataan Nile, Sungai Nil) ditemukan mulai dari Syria di utara hingga Afrika timur sampai ke Kongo dan Liberia; yaitu di Sungai Nil (Mesir), Danau Tanganyika, Chad, Nigeria, dan Kenya. Diyakini pula bahwa pemeliharaan ikan ini telah berlangsung semenjak peradaban Mesir purba.
Telur ikan nila berbentuk bulat berwarna kekuningan dengan diameter sekitar 2,8 mm. Sekali memijah, ikan nila betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 300-1.500 butir, tergantung pada ukuran tubuhnya. Ikan nila mempunyai kebiasaan yang unik setelah memijah, induk betinanya mengulum telur-telur yang telah dibuahi di dalam rongga mulutnya. Perilaku ini disebut mouth breeder (pengeram telur dalam mulut).
Karena mudahnya dipelihara dan dibiakkan, ikan ini segera diternakkan di banyak negara sebagai ikan konsumsi, termasuk di pelbagai daerah di Indonesia. Akan tetapi mengingat rasa dagingnya yang tidak istimewa, ikan nila juga tidak pernah mencapai harga yang tinggi. Di samping dijual dalam keadaan segar, daging ikan nila sering pula dijadikan filet.
Ada beberapa anak jenis ikan nila, di antaranya:
·         Oreochromis niloticus niloticus
·         Oreochromis niloticus baringoensis Trewavas, 1983
·         Oreochromis niloticus cancellatus (Nichols, 1923)
·         Oreochromis niloticus eduardianus (Boulenger, 1912)
·         Oreochromis niloticus filoa Trewavas, 1983
·         Oreochromis niloticus niloticus (Linnaeus, 1758)
·         Oreochromis niloticus sugutae Trewavas, 1983
·         Oreochromis niloticus tana Seyoum & Kornfield, 1992
·         Oreochromis niloticus vulcani (Trewavas, 1983)
Ikan nila berkerabat dekat dengan mujair (Oreochromis mossambicus). Dan sebagaimana kerabatnya itu pula, ikan nila memiliki potensi sebagai ikan yang invasif apabila terlepas ke badan-badan air alami.
Genus Oreochromis memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi dan toleransi terhadap kualitas air pada kisaran yang lebar. Anggota-anggota genus ini dapat hidup dalam kondisi lingkungan yang ekstrem sekalipun, karena sering ditemukan hidup normal pada habitat-habitat di mana jenis ikan air tawar lainnya tak dapat hidup.
Gambar dibawah menunjukkan posisi atau keadaan Ikan yang dipelihara dalam sistem mina-padi, yakni dalam pembahasan ini ialah ikan Nila. Selain menguntungkan untuk ikan yang dipelihara, juga sangat berguna bagi komoditi/jenis padi yang ditanam, karena pertumbuhan dan kesuburannya akn meningkat. Dalam pemanenan padi nantinya akan dilakukan dengan pemanenan ikan, otomatis kita mendapat keuntungan ebih dibanding jija tidak menggunakan sistem mina-padi
 
Gambar 2: Minapadi sistem
Beras Agronomi
Varietas padi yang terbukti menghasilkan tinggi dengan ikan selama musim hujan seperti IR 64 dan pada musim kemarau seperti Cillwung ditanam. Penanaman jarak di tanah benar-benar siap adalah 20 x 20 cm, 22 x 22 cm atau 25 x 25 cm. Di Jawa Barat, pupuk yang digunakan (dan tarif mereka dari aplikasi dalam kg / ha) adalah: urea, 200; superfosfat triple, 100; kalium klorida, 100; dan amonium sulfat, 50. Muka air tetap rendah selama tahap filleting beras. Hal ini secara bertahap dinaikkan menjadi 10-15 cm sepanjang pertumbuhan padi.

Sama halnya dengan Ikan mas dengan berat 15-25 September yang ditebar di 2.500-3.000 / ha 7-10 hari setelah tanam padi. Sebuah pusat atau lintas-parit menempati sekitar 2% dari luas sawah total. Panen dilakukan dengan mengeringkan lapangan perlahan-lahan setelah periode budaya 40-60 hari. Dalam periode ini, ikan mencapai 50-100 9, ukuran yang diinginkan untuk tebar kandang dan menjalankan sistem air budaya.
 
Gambar 3: Penyelang sistem
Ini adalah budaya ikan di antara tanaman padi pertama dan kedua. Ikan periode kultur yang lebih pendek dibandingkan dengan sistem palawija. Sebagian dari sawah dengan jerami padi segera diisi dengan ikan mas, sambil mempersiapkan sisanya untuk tanaman padi musim kemarau.
Gambar 4: Pola Mina-padi tanam di sawah tambak

Stocking ukuran bervariasi: 5-8 atau 8-12 cm atau 15-25 September, tergantung pada ketersediaan. Tingkat tebar 2,0004,000 / ha. Kedalaman air 10-20 cm. Ikan dipanen setelah 30-40 hari. Periode pendek tidak bisa menghasilkan ukuran yang diinginkan untuk growout di kandang dan sistem air mengalir, terutama jika ditebar kecil. Namun, operator growout juga membeli benih ikan kecil jika pasokan langka. Ikan kecil yang tidak terjual yang STOK dalam tanaman musim berikutnya kering.

Tidak ada komentar: