Kamis, 29 Maret 2012

Konsumsi Oksigen


I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Salah satu parameter yang biasa digunakan untuk mengukur kualitas suatu perairan adalah jumlah oksigen terlarut (DO), yaitu menempati urutan kedua setelah Nitrogen (Cole, 1991). Namun dilihat dari segi kepentingan untuk budi daya ikan, Oksigen menempati urutan teratas, karena dibutuhkan untuk pernapasan. Oksigen yang diperlukan untuk pernapasan ikan harus terlarut dalam air. Oksigen merupakan salah satu faktor pembatas, sehingga jika ketersediaannya dalam air tidak mencukupi kebutuhan ikan, maka segala aktivitas dan proses pertumbuhan ikan akan tergangu, bahakan akan mengalami kematian. Menurut Zonneveld dkk.(1991), kebutuhan Oksigen mempunyai dua aspek yaitu kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu dan kebutuan konsumtif yang bergantung pada keadaan metabolisme ikan. Ikan membutuhkan oksigen guna pembakaran untuk menhasilkan aktivitas, pertumbuhan , reproduksi dll. Oleh karena itu oksigen bagi ikan menentukan lingkaran aktivitas ikan, konversi pakan, demikian juga laju pertumbuhan bergantung pada oksigen dengan ketentuan faktor kondisi lainnya adalah optimum.
Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan mengukur banyaknya oksigen yang dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena oksidasi dari bahan makanan memerlukan oksigen (dalam jumlah yang diketahui) untuk menghasilkan energi yang dapat diketahui jumlahnya juga. Akan tetapi, laju metabolisme biasanya cukup diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen antara lain temperatur, spesies hewan, ukuran badan, dan aktivitas (A.R, Biofagri, 2006).

Atas dasar inilah dilakukan praktek konsumsi oksigen (O2) pada ikan jenis air tawar mas koi (carasius auratus).
I.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan praktikum Fisiologi Hewan Air mengenai Konsumsi Oksigen adalah untuk mengetahui jumlah kebutuhan komsumsi oksigen pada ikan besar dan ikan kecil dalam mgO2/L/bb/jam dan mgO2/L/ekor/jam.
Kegunaan praktikum Fisiologi Hewan Air mengenai Konsumsi Oksigen adalah mahasiswa mampu mengetahui jumlah kebutuhan komsumsi oksigen pada ikan besar dan ikan kecil dalam mgO2/L/bb/jam dan mgO2/L/ekor/jam.

II. METODE PENELITIAN
II.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Fisologi Hewan Air mengenai konsumsi oksigen (O2) dilaksanakan pada hari Selasa, 16 Maret 2010 pada Pukul 14.00-16.00 Wita, di Laboratorium Fisiologi Hewan Air, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin.

II.2 Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat dan Fungsinya
NO Alat Jumlah Fungsi
1 Botol respirasi 3 Sebagai wadah respirasi
2 Botol BOD 4 Mengukur tingkat respirasi
3 Ember 2 Wadah menampung air
4 Stopwatch 1 Pengukur waktu
5 DO meter 1 Pengukur kadar O2 terlarut
6 Timbangan elektrik 1 Penimbang berat badan ikan (gr)

II.3 Prosedur Kerja
Pertama-tama menyiapkan alat dan bahan, selanjutnya mengisi ember dengan air laut sampai penuh. Kemudian ambil air sampel dari ember dengan botol BOD (Biologi Oxygen Demand) sampai tidak ada gelembung udara, lalu diukur kelarutan oksigennya dengan menggunakan DO meter, hasil pengukuran tersebut itulah DO awal. Setelah itu, air dari ember akan dialirkan ke botol respirasi ketiga-tiganya sampai penuh. Selanjutnya tiga sampel ikan akan dimasukkan ke botol respirasi sesuai dengan ukuran tubuhnya sampai tidak ada gelembung udara. Setelah itu akan diaklimatisasi selama 5 menit. Setelah itu di diamkan selama 15 menit, kemudian air di pindahkan ke botol BOD (Biologi Oxygen Demand) sesuai dengan botol yang diberi label. selanjutnya masing-masing air sampel botol BOD (Biologi Oxygen Demand) akan diukur kelarutan oksigennya dengan menggunakan DO meter. Kemudian sampel ikan yang ada dalam botol respirasi dikeluarkan dan ditimbang sesuai ukuran tubuhnya kecil dan besar dengan menggunakan alat timbangan elektrik yang berketelitian 0,001, data disajikan sebagai mg/O2/bb/jam. Konsumsi oksigen dihitung berdasarkan seklisi antara konsentrasi oksigen yang masuk (DO awal) dan keluar (DO akhir) dari botol respirasi.

DAFTAR PUSTAKA

Awaluddin,2007.Diktat Pembelajaran Kualitas Air.Sekolah Usaha Perikanan
Menengah (SUPM) Negeri Bone. Bone

Anonim, 2010. Air Sebagai Lingkungan Hidup. http://akuakulturunhas.
blogspot.com/diakses pada tanggal 17 Maret 2010.

Anonim, 2010. Ikan Mas. http://id.wikipedia.org/wiki/ diakses pada tanggal 17
Maret 2010.


HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Diketahui: Vi = 25 ml = 0,025 liter
Vp = 5,436
Bi = 14,5 gram
Wp = 0,25
P1 = 3,9 ml
P2 = 3,5 ml
q = 0,025
Ditanyakan: Berapa KO2 pada ikan percobaan?
Jawab :Ota = × P1 × q × 8
=
= 7,8 mg/liter
Otak = × P2 × q × 8
=
= 7 mg/liters
KO2 =
=
= 1,196 mg/g/jam
Keterangan: V1 = Volume ikan P1 = Volume awal Na2S2O3 yang dipakai
Vp = Volume tabung P2 = Volume akhir Na2S2O3 yang dipakai
Bi = Bobot ikan q = Normalitas Na2S2O3 (0,025 N)
Wp = Lama percobaan Otak = Oksigen terlarut akhir
Ota = Oksigen terlarut awal

B. Pembahasan
Kelangsungan hidup ikan sangat ditentukan oleh kemmapuannya memperoleh oksigen yang cukup dari lingkungannya. Berkurangnya oksigen terlarut dalam perairan, tentu saja akanmempengaruhi fisiologi respirasi ikan, dan hanya ikan yang memiliki sistem respirasi yang sesuai dapat bertahan hidup (Fujaya, 2004). Menurut Ville, et. al (1988), konsumsi oksigen digunakan untuk menilai laju metabolisme ikan sebab sebagian besar energi berasal dari metabolisme aerobik. Menurut Fujaya (2004) Oksigen sebagai bahan pernapasan dibutuhkan oleh sel untuk berbagai metabolisme.
Oksigen yang terlarut atau tersedia bagi hewan air jauh lebih sedikit daripada hewan darat yang hidup dalam lingkungan dengan 21% oksigen (Ville, et. al, 1988). Ikan dapat hidup di dalam air dan mengkonsumsi oksigen karena ikan mempunyai insang. Insang memberikan permukaan luas yang dibasahi oleh air. Oksigen yang terlarut di dalam air akan berdifusi ke dalam sel-sel insang ke jaringan ke sebelah dalam dari badan (Kimball, 1988).
Penentukan kadar oksigen terlarut dengan suhu standar dapat dilakukan dengan metode winkler. Metode winkler menggunakan sampel air yang dimasukkan dalam erlenmeyer ditambah KOH + KI + MnSO4, masing-masing 21 tetes sampai larutan berwarna cokelat. KOH dan MnSO4 berfungsi untuk mengikat O2 sehingga terjadi endapan. Kemudian campuran larutan itu dikocok supaya homogen dan didiamkan sehingga muncul endapan. Endapan tersebut ditunggu sampai turun ke dasar erlenmeyer, setelah itu ditambahkan lagi H2SO4 sebanyak 21 tetes untuk menghilangkan endapan. Campuran tersebut dikocok sampai endapan menghilang (menjadi jernih) baru ditambahkan amilum sebanyak 11 tetes sehingga warnanya berubah menjadi biru. Amilum berfungsi sebagai indikator O2. Campuran yang berwarna biru tua tersebut dititrasi dengan Na2S2O3, sampai tidak berwarna (jernih). Banyaknya Na2S2O3 pada titrasi sampai campuran berwarna jernih dihitung, itulah yang akan digunakan untuk menghitung besarnya KO2 (Zonneveld, 1991).
Berdasarkan hasil percobaan menunjukkan konsumsi oksigen ikan nila dengan bobot badan 14,5 g adalah sebesar 1,196 mg/g/jam. Berat ikan dan volume ikan dapat berpengaruh terhadap konsumsi oksigen. Hewan akuatik konsentrasi oksigennya tidak lebih dari 1ml/100 ml air, maka untuk memenuhi kebutuhan oksigen, hewan akuatik harus menyentuhkan insangnya pada aliran air lebih banyak (Kimball, 1988).
Zonneveld (1991) menyatakan bahwa konsumsi oksigen sebanding dengan produksi panas tubuh (kkal/hari). Konsumsi oksigen berbanding lurus dengan berat dan bila dituliskan dalam rumus maka T= α.Wy dimana α dapat berbeda-beda tergantung kondisi air (dingin, sejuk, panas) dan y = 0,8. Menurut Prosser (1965) berat tubuh ikan berpengaruh terhadap konsumsi oksigen, semakin ringan berat ikan maka nilai KO2nya semakin besar.
Yuwono (2001) menyatakan bahwa konsumsi oksigen pada ikan berbanding terbalik dengan berat tubuh ikan dan volume ikan, sedangkan Jolyet dan Regnart dalam Zonneveld (1991), yang menemukan bahwa konsumsi oksigen seiring dengan peningkatan berat tubuh. Menurut Prosser dan Brown, (1961), standar nilai konsumsi oksigen untuk hewan poikiloterm dari ikan air tawar adalah 0,349 mg/g/jam pada suhu 15OC. Kecepatan konsumsi oksigen hewan poikiloterm akan naik dua kali lipat setiap kenaikan suhu sebesar 10OC.
Kebutuhan konsumsi oksigen ikan mempunyai spesifitas yaitu kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu dan kebutuhan konsumtif yang bergantung pada kebutuhan dan keadaan metabolisme ikan. Perbedaan kebutuhan oksigen dalam suatu lingkungan bagi ikan dari spesies tertentu disebabkan oleh adanya perbedaan struktural molekul darah yang mempengaruhi hubungan antara tekanan parsial oksigen dalam air dan derajat kejenuhan dalam sel darah. Ketersediaan oksigen bagi ikan menentukan aktifitas ikan (Barner, 1963).
Faktor yang mempengaruhi konsumsi oksigen pada ikan menurut Zonneveld (1991), antara lain:
1. Aktifitas , ikan dengan aktifitas tinggi misalnya ikan yang aktif berenang akan mengkonsumsi oksigen jauh lebih banyak dari pada ikan yang tidak aktif.
2. Ukuran, Ikan dengan ukuran lebih kecil, kecepatan metabolismenya lebih tinggi daripada ikan yang berukuran besar sehingga oksigen yang dikonsumsi lebih banyak.
3. Umur, ikanyang berumur masih muda akan mengkonsumsi oksigen lebih banyak dari pada ikan yang lebih tua.
4. Temperatur, ikan yang berada pada temperatur tinggi laju metabolismenya juga tinggi sehingga konsumsi oksigen lebih banyak.
Menurut Fathuddin et al (2003), jumlah oksigen terlarut dalam air apabila hanya 1,5 mg/L maka kadar oksigennya berkurang. Konsumsi oksigen pada juvenil ikan bandengan dipengaruhi oleh jumlah kadar Zn pada air. Juvenil ikan bandeng yang terkontaminasi logam Zn sebanyak 0.01 ppm mengkonsumsi oksigen lebih tinggi dari pada ikan yang tidak terkontaminasi. Menurut Hickling (1986), oksigen terlarut apabila dalam jumlah banyak ikan-ikan memang jarang sekali mati tetapi pada keadaan tertentu hal yang demikian dapat mengakibatkan ikan mati juga, sebab dalam pembuluh darah terjadi emboli gas yang mengakibatkan tertutupnya pembuluh-pembuluh rambu tdlam daun-daun insang.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Bobot Ikan Nila yang digunakan pada percobaan adalah 14,5 gram, dengan volumenya 0,025 liter dan diperoleh jumlah konsumsi oksigennya adalah 1,196 mg/g/jam.
2. Faktor yang mempengaruhi konsumsi oksigen pada ikan adalah aktifitas, ukuran, umur dan temperatur.

Tidak ada komentar: