BIOLOGI IKAN
PAPUYU
A. Klasifikasi
Ikan
Papuyu sebenarnya sudah lama dikenal masyarakat Indonesia dibeberapa daerah.
Dalam bahasa-bahasa daerah ikan ini juga dinamakan ikan Betik (Jawa dan Sunda),
Papuyu (Kalimantan Selatan), Puyu (Malaya dan Kalimantan Timur), Puyu-puyu
(Padang), Puyo-puyo (Bintan), geteh-geteh (Manado), dan kusang (Danau Matanua).
Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai climbing gouramy atau climbing perch,
merujuk pada kemampuannya memanjat ke daratan. Nama ilmiahnya adalah Anabas
testudineus (Bloch, 1792).
Menurut
Saanin (1984), Ikan Papuyu diklasifikasikan sebagai berikut :
Phylum
: Chordata
Sub
Phylum : Vertebrata
Kelas
: Pisces
Sub
Kelas : Teleostei
Ordo
: Labyrinthici
Famili
: Anabantidae
Genus
: Anabas
Species
: Anabas testudineus Bloch
B. Morfologi
Menurut
Djuhanda (1981), tanda-tanda utama ikan Papuyu adalah bentuk lonjong lebih ke
belakang pipih. Kepala besar dan mulut tidak dapat disembulkan. Semua badan
kepalanya bersisik kasar dan besar-besar. Jari-jari keras dari sirip perut
dapat digerakan untuk berjalan pada permukaan lumpur yang kering. Badan
berwarna coklat agak hitam kehiaju-hijauan .
1. Ikan yang umumnya berukuran kecil,
panjang hingga sekitar 25 cm, namun kebanyakan lebih kecil. Berkepala besar dan
bersisik keras kaku.
2. Sisi atas tubuh (dorsal) gelap
kehitaman agak kecoklatan atau kehijauan. Sisi samping (lateral) kekuningan,
terutama di sebelah bawah, dengan garis-garis gelap melintang yang samar dan
tak beraturan. Sebuah bintik hitam (terkadang tak jelas kelihatan) terdapat di
ujung belakang tutup insang.
3. Sisi belakang tutup insang bergerigi
tajam seperti duri.
C. Daerah Penyebaran
Ikan
ini menyebar luas, mulai dari India, Cina hingga Asia Tenggara dan Kepulauan
Nusantara di sebelah barat Garis Wallace Daerah penyebaran ikan Papuyu di
Indonesia meliputi Sumatera, Nias, Bintan, Sulawesi, Bangka, Sumbawa, Pati,
Ambon, Jawa, Bacau, Halmahera, Kalimantan, dan Madura.
D. Kebiasaan/Behaviour
Dalam
keadaan normal, sebagaimana ikan umumnya, betok bernafas dalam air dengan
insang. Akan tetapi seperti ikan gabus dan lele, betok juga memiliki kemampuan
untuk mengambil oksigen langsung dari udara. Ikan ini memiliki organ labirin
(labyrinth organ) di kepalanya, yang memungkinkan hal itu. Alat ini sangat berguna
manakala ikan mengalami kekeringan dan harus berpindah ke tempat lain yang
masih berair. Betok mampu merayap naik dan berjalan di daratan dengan
menggunakan tutup insang yang dapat dimegarkan, dan berlaku sebagai semacam
‘kaki depan’. Namun tentu saja ikan ini tidak dapat terlalu lama bertahan di
daratan, dan harus mendapatkan air dalam beberapa jam atau ia akan mati.
E. Habitat
Ikan
Papuyu ditemukan di rawa-rawa, sawah, sungai kecil dan parit-parit, juga pada
kolam-kolam yang mendapatkan air banjir atau berhubungan dengan saluran air
terbuka. Ikan Papuyu dapat tumbuh normal pada perairan dengan kisaran pH antara
4 – 8. Ikan Papuyu tahan terhadap kekeringan dan terkadang kuat hidup sampai
satu minggu tanpa air atau tinggal dalam lumpur sedikit berair selama 1 – 2
bulan.
F. Makanan
Ikan
Papuyu adalah golongan ikan pemakan segala (omnivora), oleh karena itu mudah
diberikan makanan tambahan atau buatan.Menurut Mudjiman (1985), jumlah makanan
yang dikonsumsi oleh ikan secara umum berkisar antara 3 – 6 % dari total berat
ikan. Namun jumlah makanan itu dapat berubah-ubah tergantung pada suhu
lingkungannya. Ikan ini memangsa aneka serangga dan hewan-hewan air yang
berukuran kecil.
G. Pertumbuhan
Arifin
(1991), menyatakan bahwa pertumbuhan dapat dikatakan sebagai pertambahan ukuran
panjang atau berat didalam waktu tertentu. Pertambahan ukuran ini karena adanya
proses hayati yang terus menerus terjadi didalam tubuh organisme. Kecepatan
pertumbuhan sangat tergantung kepada jumlah makanan yang diberikan, ruang, suhu,
kedalaman air, kandungan oksigen dalam air, dan parameter kualitas air lainnya.
Makanan yang didapat oleh ikan terutama di manfaatkan untuk pergerakan,
memulihkan organ tubuh yang rusak, setelah itu kelebihan makanan yang
didapatkan digunakan untuk pertumbuhan (Asmawi, 1986). Pertumbuhan ikan Papuyu
di alam dapat mencapai ukuran >200 gram per ekor dalam 1 tahun, sedangkan
pertumbuhan dalam lingkungan budidaya (kolam, fishpen/jaring tancap) mencapai
kisaran 70 - 100 gram per ekor selama 1 tahun
H. Reproduksi
Ikan
Papuyu berkembangbiak dengan cara induk betina mengeluarkan telur yang dibuahi
induk jantan dengan mengeluarkan sperma. Pembuahan terjadi diluar dengan cara
tubuh induk jantan menjepit tubuh induk betina sambil mengeluarkan telur dan
sperma
I. Telur
Telur
ikan Papuyu berbentuk bulat berwarna bening kekuningan dengan sifat mengapung
di air. 1 ekor induk papuyu dapat memproduksi telur sebanyak 15.000 – 30.000
tergantung berat dari ikan tersebut
J. Larva
Larva
ikan Papuyu berukuran panjang < 1 mm berwarna bening dengan bintik mata
hitam. Pada umur 1 hari larva akan diam mengapung di permukaan air atau
menempel pada substrat, setelah umur 1 hari larva mulai berenang aktif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar