KATA PENGANTAR
Segala
puji dan syukur semoga senantiasa tetap kita haturkan kepada Allah SWT yang
sampai saat ini masih member kita semua nikmat kesehatan dan kesempatan
sehingga penulis masih dapat menyelesaikan penyusunan lapooran praktikum laboratorium.
Serta tak lupa pula, salam dan salawat atas junjungan kita, Nabi Muhammad saw,
suri tauladan dan penuntun untuk semua manusia dimuka bumi ini.
Laporan praktikum ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti final ujian praktikum di jurusan Budidaya Perikanan. Dalam penulisan laporan praktikum ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak baik secata moril maupun materil yang membuat saya tetap semangat dan termotivasi untuk menyelesaik
an penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih yang sebanyak kepada:
1. Ir.
A. Yusuf selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberi kami ilmu dan mendidik
kami tanpa pamrih.
2. Bapak
dan Ibu teknisi Laboratorium Kualitas Air Budidaya Perikanan, selaku pembimbing
kami dalam kegiatan
praktikum yang selalu member arahan dan petunjuk untuk kami.
praktikum yang selalu member arahan dan petunjuk untuk kami.
3. Para
teman-temanku sekalian yang tak jemu dan bosan hingga sampai saat ini tetap
berbaik hati kepadaku.
4. Orang
tua tercinta yang meskipun jauh dikampung, namun do’anya tetap tercurah demi
daan untuk kesuksesan anaknya.
5. Serta
pihak lain yang tak mungkin saya sebutkan satu per satu dalam laporan ini.
Mandalle, Pebruari 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR …………………………………………………………………1
DAFTAR
ISI …………………………………………………………………………………2
BAB
I : PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang …………………………………………………………………3
B. Tujuan
Dan Kegunaan …………………………………………………………3
BAB
II : TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………………4
BAB
III : METODOLOGI
A. Waktu
dan Tempat …………………………………………………………………5
B. Alat
dan Bahan …………………………………………………………………5
C. Prosedur
Kerja …………………………………………………………………5
BAB
IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil …………………………………………………………………………………7
B. Pembahasan …………………………………………………………………………7
BAB
V : PENUTUP
A. Kesimpula …………………………………………………………………………9
B. Saran …………………………………………………………………………………9
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam
dunia perikanan, aspek utama yang perlu diperhatikan ialah parameter kualitas
air yang terdiri dari berbagai komponen. Karena pada dasarnya bahasa yang
sering keluar oleh para orang-orang perikanan bahwa dalam proses budidaya ikan,
airlah sebenarnya yang dipelihara dengan menyesuaikan organism budidaya. Maka
dengan demikian, salah satu cara atau langkah untuk tetap mempertahankan
kualitas air dalam satu wadah budidaya ialah dengan melakukan pergantian air.
Pergantian air sendiri dilakukan dengan membuang air lama yang kualitasnya
dianggap tidak layak lagi untuk organisme budidaya dengan air yang baru dan
telah disterilkan sesuai dengan peruntukkan organisme budidaya yang dipelihara.
Namun
kadang beberapa orang menganggap pergantian air sama dengan sirkulasi, padahal jika dilihat dari
bahasa ya ng digunakan dapat dicermati bahwa sirkulasi merupakan pengeluaran
air lama dan pemasukan air baru, kemudian air lama yang telah dibuang kembali
diendapkan atau disterilkan untuk digunakan kembali, dengan kata lain
penggunaannya secara siklus atau lingkaran.Untuk lebih meluruskan hal diatas
dan salah satu tujuan, maka disusunlah laporan praktikum ini.
B.
TUJUAN
DAN KEGUNAAN
Tujuan
diadakannya Praktikum Laboratorium ini yaitu untuk meningkatkan keterampilan
mahasiswa tentang taknis pergantian air dan parameter kualitas air yang
diperbaiki. Sementara kegunaan praktikum ini sendiri yakni untuk menambah
wawasan dan informasi dalam dunia perikanan sesuai dengan apa yang ada dalam
praktikum. Juga bermanfaat bagi diri pribadi penulis, karena menjadi suatu
proses pembelajaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
UU No.7 Tahun 2004 tentang Sumber
Daya Air, Pasal 16 (b) dan Pasal 23 (1)menyebutkan bahwa Pemerintah Kabupaten /
Kota memiliki kewenangan dan tanggung jawab dalam hal pengelolaan sumber daya
air dan pengelolaan kualitas air serta pengendalian pencemaran air di
wilayahnya. Untuk merealisasikannya maka pengelolaankualitas air harus dapat
melibatkan semua komponen masyarakat, sehingga dapatdiperoleh hasil yang
optimal. Dengan demikian kualitas air yang ada di Kabupaten /Kota yang
bersangkutan akan selalu sesuai dengan harapan penggunaanya.Penggunaan air
(badan air) sesuai peruntukannya menurut PP No.82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Pasal 8
adalahdikelompokkan sebagai berikut :
1. Kelas
satu, adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air
minum,dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
2. Kelas
dua, adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi
air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman
dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
3. Kelas
tiga, adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan
air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
4. Kelas
empat, adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman
dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang samadengan kegunaan
tersebut.
Di dalam kenyataanya kerap terjadi
bahwa kualitas air dari badan air dimaksud sudah mengalami penurunan akibat
kehadiran beragam polutan. Bahkan pada beberapa kasus, kualitas air badan air
dimaksud telah berada di bawah ambang baku mutu, yang berarti telah terjadi
pencemaran. Apabila telah terjadi pencemaran badan air atau kualitas air
menurun di bawah ambang baku mutu, maka diperlukan upaya penanganan yang
menyeluruh untuk mengembalikan kualitas air sesuai kelas peruntukannya. Salah
satu upaya untuk menangani hal tersebut adalah melalui pendekatan teknik /
teknologi.
BAB III
METODOLOGI
A.
WAKTU
DAN TEMPAT
Kegiatan
praktikum Kualitas Air dilakukan pada tanggal 31 Januari 2012, pukul 08.30
sampai selesai di laboratorium Kualitas Air dan laboratoium Basah jurusan
Budidaya Perikanan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep, Sulawasi Selatan.
B.
ALAT
DAN BAHAN
a.
Alat: b.
Bahan
F Wadah/toples F Air tawar
F DO
meter F Ikan nila
F pH
meter F Testkit
F Botol
plastik F
Kertas saring
F Timbangan
digital
F Corong
F Gelas
ukur
F Oven/alat
pengering
F Erlenmeyer
C. PROSEDUR KERJA
1. Pergantian air
Ä Siapkan
alat dan bahan yang dibutuhkan
Ä Wadah
yang telah berisi air dan ikan Nila yang telah dipelihara selama beberapa hari
juga dibutuhkan.
Ä Masukkan
sedikit air sampel kedalam botol plastik yang nantinya akan dilakukan
pengukuran analisis Total Suspensi Solid (TSS).
Ä Lakuakan
pengukuran DO, pH, dan amoniak (NH3) sebagai pengukuran awal
(parameter kualitas air).
Ä Kemudian
lakuakan pergantian air sebanyak 90% dari volume air dalam wadah.
Ä Kembali
ambil sampel air ssetelah pergantian air sebagai perbandingan nantinnya.
Ä Setelah
dilakukan pergantian air, kembali dilakukan pengukuran parameter kualitas air
yakni DO, pH, dan NH3 atau amoniak sebagai hasil pengukuran akhir.
Ä Sampel
air yang tadi telah dipisahkan, dibawa ke laboratorium Kualitas air unuk
analisis TSS.
2. Analisis Total Suspensi Solid (TSS)
Ä Kertas
saring yang akan digunakan terlebih dahulu ditimbang dengan timbangan digital.
Ä Kocok
air sampel sesudah dan sebelumpergantian air terlebih dahulu, dan masukkan
kedalam gelas ukur masing-masing sebanyak 50 ml.
Ä Simpan
kertas saring dalam corong, kemudian corong letakkan paada lubang Erlenmeyer.
Ä Setelah
itu masukkan kedua jenis air sampel (sebelum dan sesudah pergantian air) dalam
wadah yang berbeda, biarkan air menetes sedikit demi sedikit sampai habis.
Ä Jika
air sampel sudah berhenti menetes, kertas saring dikeringkan dengan dipanaskan
dalam oven atau alat pengering lainnya sseperti Desikator.
Ä Setelah
kertas saring benar-benar telah kering, lakukan kembali penimbangan berat akhir
dari kertas saring tersebut.
Ä Dan
untuk mengetahui hasil analisis TSS dapat menggunakan rumus:
TSS/mg/L= x 1000
(ppm)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Tabel: Hasil
pengukuran parameter kualitas air sebelum dan sesudah pergantian air.
No
|
Parameter
|
Perlakuan
pergantian air 90%
|
Pergantian
air 100%
|
|
Sebelum
|
Ssesudah
|
|||
1
|
DO
|
0,43
|
5,94
|
7,95
|
2
|
NH3
|
7,25
|
1
|
0
|
3
|
pH
|
7,32
|
7,83
|
7,98
|
4
|
NH2
|
|||
5
|
Bau
|
Berbau
|
Tidak
berbau
|
Tidak
berbau
|
Tabel: Hasil
penimbangan kertas saring untuk analisa TSS
No
|
Sampel
air
|
Berat
kertas saring
|
|
Berat
awal (gram)
|
Berat
akhir (gram)
|
||
1
|
Sebelum
pergantian air
|
0,6620
|
0,6657
|
2
|
Setelah
pergantian air
|
0,6591
|
0,6728
|
B. PEMBAHASAN
Dilihat dari hasil pengamatan yang
tertera pada tabel diatas dapat kita menemukan beberapa hal yang patut untuk
dijelaskan setidaknya mendekati bayangan yang sesungguhnya. Air yang digunakan
dalam kegiatan budidaya memang telah disterilkan sebelum memasuki kolam
pemeliharaan organism budidaya, namun nantinya ketika proses pemeliharaan
berlangsung tetap akan diadakan penanganan kualitas air, padahal air yang
dimasukkan telah bersih dan telah disterilkan?. Ada beberapa factor yang dapat
mempengaruhi, sehingga kualitas air budidaya dapat menurun dan patut untuk
diperhatikan yaitu :
1. Selain
pakan alami, organisme budidaya membutuhkan pakan buatan untuk tetap bisa
hidup. Pakan buatan yang diberikan kemungkinan besar ada yang tidak termakan
oleh organism yang dibudidayakan, sehingga banyak pakan yang terkumpul dasar
wadah yang tidak bias dimakan lagi sehingga lama kelamaan akan membusuk dan
menjadi polutan air dan menjadi racun bagi organism budidaya.
2. Kotoran
dari organisme budidaya itu sendiri apabila jumlahnya berada pada konsentrasi
yang tinggi, maka hal tersebut juga bias menjadi faktor menurunnya kualitas air
pada perairan budidaya.
3. Induk
yang nantinya akan di biakan biasanya
diambil dari alam yang tidak menutup kemungkinan membawa beberapa organisme pathogen
yang melekat pada tubuhnya dan lain-lain.
Pada tabel diatas secara garis
besar dapat dibahasakan bahwa dengan pergantian air dapat memperbaiki kualitas
air, kembali mengoptimalkan beberapa parameter kualitas air. Besarnaya
persentase pergantian air berpengaruh pada kualitas air setelah pergantian air,
yakni semakin besar persentasenya maka kualitas air akan lebih baik pula. Dan
jika dilakukan pergantian air 100% dari volume air yang ada maka itu akan lebih
baik, tergantung pada kualitas air yang akan dimasukkan dan organisme
peruntukannya.
Air yang digunakan dalam budidaya
jika digunakan terus menerus akan mengalami penurunan kualitas dan menimbulkan
bau. Bau yang timbul berasal dati sisa pakan yang tidak termakan dan kotoran
organisme itu sendiri yang telah membusuk. Juga bias berasal dari bahan organik
maupun anorganik yang tersuspensi dalama ir.
Pada analisa Total Suspensi Solid (TSS),
didapatkan bahwa jumlah bahan yang tersuspensi dalam air lebih banyak sebelum
dilakukan pergantian air dibandingkan dengan sesudahnya. Hal tersebut
membuktikan bahwa pergantian air dapat memperbaiki kualitas air.
BAB V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari data dan hasil
yang telah didapatkan dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa:
·
Dengan melakukan pergantian air dapat
memperbaiki kualitas air dengan membuang air lama dan memasukkan air baru
sesuai dengan peruntukkan organisme budidaya.
·
Semakin banyak persentase voleme
pergantian air, maka semakin baik pula kualitas air yang akan didapatkan.
·
Prinsip kerja pergantian air berbeda
dengan sirkulasi.
·
Air yang telah disterilisasi, masih
butuh penanganan pada saat kegiatan budidaya/pemeliharaan organisme budidaya.
·
Dan lain-lain.
B.
SARAN
Dalam kegiatan
budidaya, khususnya pada pengeloaan kualitas merupakan faktor penting yang
harus diperhatikan demi tercapainya tujuan budidaya. Sebaiknya pergantian air
dilakukan ssesuai dengan keadaan air, yang artinya jika kualitas airnya sangat
buruk maka persentase pergantiannya pun harus lebih tinggi pula. Juga bisa
dilihat dari umur dan tingkat konsumsi dari organisme yang dipelihara. Intinya
lakukan pergantian air jika kualitas air menurun dan membahayakan organisme
budidaya, dengan air baru sesuai dengan peruntukannya.
Pada akhirnnya, penulis
mengharapkan segala menfaat bisa didapat oleh para pembaca begitu pula pada
diri pribadi penulis. Kritik dan masukan yang bersifat membangun selalu penulis
harapkan sebagai pembelajaran dan perbaikan pada penyusunan laporan berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar