Selasa, 13 Maret 2012

LAPORAN KUALITAS AIR


KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur semoga senantiasa tetap kita haturkan kepada Allah SWT yang sampai saat ini masih member kita semua nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga penulis masih dapat menyelesaikan penyusunan lapooran praktikum laboratorium. Serta tak lupa pula, salam dan salawat atas junjungan kita, Nabi Muhammad saw, suri tauladan dan penuntun untuk semua manusia dimuka bumi ini.


Laporan praktikum ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti final ujian praktikum di jurusan Budidaya Perikanan. Dalam penulisan laporan praktikum ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak baik secata moril maupun materil yang membuat saya tetap semangat dan termotivasi untuk menyelesaik

an penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih yang sebanyak kepada:
1.      Ir. A. Yusuf selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberi kami ilmu dan mendidik kami tanpa pamrih.
2.      Bapak dan Ibu teknisi Laboratorium Kualitas Air Budidaya Perikanan, selaku pembimbing kami dalam kegiatan
praktikum yang selalu member arahan dan petunjuk untuk kami.
3.      Para teman-temanku sekalian yang tak jemu dan bosan hingga sampai saat ini tetap berbaik hati kepadaku.
4.      Orang tua tercinta yang meskipun jauh dikampung, namun do’anya tetap tercurah demi daan untuk kesuksesan anaknya.
5.      Serta pihak lain yang tak mungkin saya sebutkan satu per satu dalam laporan ini.


Mandalle,     Pebruari 2012

Penulis


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR           …………………………………………………………………1
DAFTAR ISI  …………………………………………………………………………………2
BAB I : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang            …………………………………………………………………3
B.     Tujuan Dan Kegunaan            …………………………………………………………3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA     …………………………………………………………4
BAB III : METODOLOGI   
A.    Waktu dan Tempat     …………………………………………………………………5
B.     Alat dan Bahan           …………………………………………………………………5
C.     Prosedur Kerja            …………………………………………………………………5
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil    …………………………………………………………………………………7
B.     Pembahasan    …………………………………………………………………………7
BAB V : PENUTUP
A.    Kesimpula       …………………………………………………………………………9
B.     Saran   …………………………………………………………………………………9







BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Dalam dunia perikanan, aspek utama yang perlu diperhatikan ialah parameter kualitas air yang terdiri dari berbagai komponen. Karena pada dasarnya bahasa yang sering keluar oleh para orang-orang perikanan bahwa dalam proses budidaya ikan, airlah sebenarnya yang dipelihara dengan menyesuaikan organism budidaya. Maka dengan demikian, salah satu cara atau langkah untuk tetap mempertahankan kualitas air dalam satu wadah budidaya ialah dengan melakukan pergantian air. Pergantian air sendiri dilakukan dengan membuang air lama yang kualitasnya dianggap tidak layak lagi untuk organisme budidaya dengan air yang baru dan telah disterilkan sesuai dengan peruntukkan organisme budidaya yang dipelihara.
Namun kadang beberapa orang menganggap pergantian air sama dengan sirkulasi, padahal jika dilihat dari bahasa ya ng digunakan dapat dicermati bahwa sirkulasi merupakan pengeluaran air lama dan pemasukan air baru, kemudian air lama yang telah dibuang kembali diendapkan atau disterilkan untuk digunakan kembali, dengan kata lain penggunaannya secara siklus atau lingkaran.Untuk lebih meluruskan hal diatas dan salah satu tujuan, maka disusunlah laporan praktikum ini.

B.     TUJUAN DAN KEGUNAAN
Tujuan diadakannya Praktikum Laboratorium ini yaitu untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa tentang taknis pergantian air dan parameter kualitas air yang diperbaiki. Sementara kegunaan praktikum ini sendiri yakni untuk menambah wawasan dan informasi dalam dunia perikanan sesuai dengan apa yang ada dalam praktikum. Juga bermanfaat bagi diri pribadi penulis, karena menjadi suatu proses pembelajaran.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
UU No.7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, Pasal 16 (b) dan Pasal 23 (1)menyebutkan bahwa Pemerintah Kabupaten / Kota memiliki kewenangan dan tanggung jawab dalam hal pengelolaan sumber daya air dan pengelolaan kualitas air serta pengendalian pencemaran air di wilayahnya. Untuk merealisasikannya maka pengelolaankualitas air harus dapat melibatkan semua komponen masyarakat, sehingga dapatdiperoleh hasil yang optimal. Dengan demikian kualitas air yang ada di Kabupaten /Kota yang bersangkutan akan selalu sesuai dengan harapan penggunaanya.Penggunaan air (badan air) sesuai peruntukannya menurut PP No.82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Pasal 8 adalahdikelompokkan sebagai berikut :
1.      Kelas satu, adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum,dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
2.      Kelas dua, adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
3.      Kelas tiga, adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
4.      Kelas empat, adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang samadengan kegunaan tersebut.
Di dalam kenyataanya kerap terjadi bahwa kualitas air dari badan air dimaksud sudah mengalami penurunan akibat kehadiran beragam polutan. Bahkan pada beberapa kasus, kualitas air badan air dimaksud telah berada di bawah ambang baku mutu, yang berarti telah terjadi pencemaran. Apabila telah terjadi pencemaran badan air atau kualitas air menurun di bawah ambang baku mutu, maka diperlukan upaya penanganan yang menyeluruh untuk mengembalikan kualitas air sesuai kelas peruntukannya. Salah satu upaya untuk menangani hal tersebut adalah melalui pendekatan teknik / teknologi.
BAB III
METODOLOGI
A.    WAKTU DAN TEMPAT
Kegiatan praktikum Kualitas Air dilakukan pada tanggal 31 Januari 2012, pukul 08.30 sampai selesai di laboratorium Kualitas Air dan laboratoium Basah jurusan Budidaya Perikanan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep, Sulawasi Selatan.

B.     ALAT DAN BAHAN
a.      Alat:                                              b. Bahan
F Wadah/toples                                F Air tawar
F DO meter                                      F Ikan nila
F pH meter                                       F Testkit
F Botol plastik                                 F Kertas saring
F Timbangan digital
F Corong
F Gelas ukur
F Oven/alat pengering       
F Erlenmeyer

C.    PROSEDUR KERJA
1.      Pergantian air
Ä  Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
Ä  Wadah yang telah berisi air dan ikan Nila yang telah dipelihara selama beberapa hari juga dibutuhkan.
Ä  Masukkan sedikit air sampel kedalam botol plastik yang nantinya akan dilakukan pengukuran analisis Total Suspensi Solid (TSS).
Ä  Lakuakan pengukuran DO, pH, dan amoniak (NH3) sebagai pengukuran awal (parameter kualitas air).
Ä  Kemudian lakuakan pergantian air sebanyak 90% dari volume air dalam wadah.
Ä  Kembali ambil sampel air ssetelah pergantian air sebagai perbandingan nantinnya.
Ä  Setelah dilakukan pergantian air, kembali dilakukan pengukuran parameter kualitas air yakni DO, pH, dan NH3 atau amoniak sebagai hasil pengukuran akhir.
Ä  Sampel air yang tadi telah dipisahkan, dibawa ke laboratorium Kualitas air unuk analisis TSS.

2.      Analisis Total Suspensi Solid (TSS)
Ä  Kertas saring yang akan digunakan terlebih dahulu ditimbang dengan timbangan digital.
Ä  Kocok air sampel sesudah dan sebelumpergantian air terlebih dahulu, dan masukkan kedalam gelas ukur masing-masing sebanyak 50 ml.
Ä  Simpan kertas saring dalam corong, kemudian corong letakkan paada lubang Erlenmeyer.
Ä  Setelah itu masukkan kedua jenis air sampel (sebelum dan sesudah pergantian air) dalam wadah yang berbeda, biarkan air menetes sedikit demi sedikit sampai habis.
Ä  Jika air sampel sudah berhenti menetes, kertas saring dikeringkan dengan dipanaskan dalam oven atau alat pengering lainnya sseperti Desikator.
Ä  Setelah kertas saring benar-benar telah kering, lakukan kembali penimbangan berat akhir dari kertas saring tersebut.
Ä  Dan untuk mengetahui hasil analisis TSS dapat menggunakan rumus:
TSS/mg/L=  x 1000 (ppm)







BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    HASIL
Tabel: Hasil pengukuran parameter kualitas air sebelum dan sesudah pergantian air.
No
Parameter
Perlakuan pergantian air 90%
Pergantian air 100%
Sebelum
Ssesudah
1
DO
0,43
5,94
7,95
2
NH3
7,25
1
0
3
pH
7,32
7,83
7,98
4
NH2



5
Bau
Berbau
Tidak berbau
Tidak berbau

Tabel: Hasil penimbangan kertas saring untuk analisa TSS
No
Sampel air
Berat kertas saring
Berat awal (gram)
Berat akhir (gram)
1
Sebelum pergantian air
0,6620
0,6657
2
Setelah pergantian air
0,6591
0,6728

B.     PEMBAHASAN
Dilihat dari hasil pengamatan yang tertera pada tabel diatas dapat kita menemukan beberapa hal yang patut untuk dijelaskan setidaknya mendekati bayangan yang sesungguhnya. Air yang digunakan dalam kegiatan budidaya memang telah disterilkan sebelum memasuki kolam pemeliharaan organism budidaya, namun nantinya ketika proses pemeliharaan berlangsung tetap akan diadakan penanganan kualitas air, padahal air yang dimasukkan telah bersih dan telah disterilkan?. Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi, sehingga kualitas air budidaya dapat menurun dan patut untuk diperhatikan yaitu :
1.      Selain pakan alami, organisme budidaya membutuhkan pakan buatan untuk tetap bisa hidup. Pakan buatan yang diberikan kemungkinan besar ada yang tidak termakan oleh organism yang dibudidayakan, sehingga banyak pakan yang terkumpul dasar wadah yang tidak bias dimakan lagi sehingga lama kelamaan akan membusuk dan menjadi polutan air dan menjadi racun bagi organism budidaya.
2.      Kotoran dari organisme budidaya itu sendiri apabila jumlahnya berada pada konsentrasi yang tinggi, maka hal tersebut juga bias menjadi faktor menurunnya kualitas air pada perairan budidaya.
3.      Induk yang nantinya akan di biakan  biasanya diambil dari alam yang tidak menutup kemungkinan membawa beberapa organisme pathogen yang melekat pada tubuhnya dan lain-lain.
Pada tabel diatas secara garis besar dapat dibahasakan bahwa dengan pergantian air dapat memperbaiki kualitas air, kembali mengoptimalkan beberapa parameter kualitas air. Besarnaya persentase pergantian air berpengaruh pada kualitas air setelah pergantian air, yakni semakin besar persentasenya maka kualitas air akan lebih baik pula. Dan jika dilakukan pergantian air 100% dari volume air yang ada maka itu akan lebih baik, tergantung pada kualitas air yang akan dimasukkan dan organisme peruntukannya.
Air yang digunakan dalam budidaya jika digunakan terus menerus akan mengalami penurunan kualitas dan menimbulkan bau. Bau yang timbul berasal dati sisa pakan yang tidak termakan dan kotoran organisme itu sendiri yang telah membusuk. Juga bias berasal dari bahan organik maupun anorganik yang tersuspensi dalama ir.
Pada analisa Total Suspensi Solid (TSS), didapatkan bahwa jumlah bahan yang tersuspensi dalam air lebih banyak sebelum dilakukan pergantian air dibandingkan dengan sesudahnya. Hal tersebut membuktikan bahwa pergantian air dapat memperbaiki kualitas air.







BAB V
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dari data dan hasil yang telah didapatkan dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa:
·         Dengan melakukan pergantian air dapat memperbaiki kualitas air dengan membuang air lama dan memasukkan air baru sesuai dengan peruntukkan organisme budidaya.
·         Semakin banyak persentase voleme pergantian air, maka semakin baik pula kualitas air yang akan didapatkan.
·         Prinsip kerja pergantian air berbeda dengan sirkulasi.
·         Air yang telah disterilisasi, masih butuh penanganan pada saat kegiatan budidaya/pemeliharaan organisme budidaya.
·         Dan lain-lain.

B.     SARAN
Dalam kegiatan budidaya, khususnya pada pengeloaan kualitas merupakan faktor penting yang harus diperhatikan demi tercapainya tujuan budidaya. Sebaiknya pergantian air dilakukan ssesuai dengan keadaan air, yang artinya jika kualitas airnya sangat buruk maka persentase pergantiannya pun harus lebih tinggi pula. Juga bisa dilihat dari umur dan tingkat konsumsi dari organisme yang dipelihara. Intinya lakukan pergantian air jika kualitas air menurun dan membahayakan organisme budidaya, dengan air baru sesuai dengan peruntukannya.
Pada akhirnnya, penulis mengharapkan segala menfaat bisa didapat oleh para pembaca begitu pula pada diri pribadi penulis. Kritik dan masukan yang bersifat membangun selalu penulis harapkan sebagai pembelajaran dan perbaikan pada penyusunan laporan berikutnya.

Tidak ada komentar: