Kamis, 30 Agustus 2012

Financial Freedom


Financial Freedom Ala Tukang Becak Vs Howard Schultz (Starbucks)
THINK OUT OF THE BOX. Perbedaannya akan bagaikan langit dan bumi.
Berapa besar space yang ada "di dalam box" tsb ? Relatif
Berapa besar space yang ada "di luar box" tsb ? WOW! No Limit
Coba kita lupakan segenap teori canggih dunia entrepreneurship (ttg modal usaha, skill, keberanian untuk memulai usaha, dst,dst).
Sementara banyak orang yang masih harus bergelut dalam kesibukan bisnis setiap hari setelah 10 tahun berbisnis, mari kita simak kisah ilustrasi seorang TUKANG BECAK tamatan SD yang sudah mencapai "financial freedom" setelah bekerja hanya lebih kurang 5 tahun saja, dgn "passive income" Rp. 9 juta/bulan !!!
Becak ke-1 :Seorang tukang becak memiliki becak motor dengan penghasilan bersih Rp. 60,000/hari (bekerja dari pagi hingga larut malam). Biaya hidupnya sekitar Rp. 30,000/hari. Lalu ia berjuang utk konsistenmenabung Rp. 30,000/hari. Dalam tempo 400 hari, ia mampu membeli becak kedua yang harganya Rp. 12 juta/unit.

Becak Ke-2 :Ia sewakan becak keduanya dengan tarif Rp. 30,000/hari. Sementara ia tetap menarik becak pertamanya. Sekarang ia bisa menabung Rp. 60,000/hari. Dalam tempo 200 hari, ia mampu membelibecak ketiga.
Becak Ke-3 :Ia sewakan becak ketiganya, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp.90,000/hari. Dalam tempo 134 hari, ia membeli becak ke-4.
Becak Ke-4 :Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp.120,000/hari. Dalam tempo 100 hari, ia membeli becak baru lagi.
Becak Ke-5 :Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp.150,000/hari. Dalam tempo 80 hari, ia membeli becak baru lagi.
Becak Ke-6 :Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp.180,000/hari. Dalam tempo 67 hari, ia membeli becak baru lagi.
Becak Ke-7 :Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp.210,000/hari. Dalam tempo 57 hari, ia membeli becak baru lagi.
Becak Ke-8 :Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp.240,000/hari. Dalam tempo 50 hari, ia membeli becak baru lagi.
Becak Ke-9 :Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp.270,000/hari. Dalam tempo 45 hari, ia membeli becak baru lagi.
Becak Ke-10 :Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp.300,000/hari. Dalam tempo 40 hari, ia membeli becak baru lagi.
Setelah becak ke-10, ia berhenti menarik becak. Ia sewakan becak pertamanya ke orang lain. Ia lalu menggaji seorang "mandor" untuk mengurusi ke-10 becaknya. Ia PENSIUN. Kini ia menikmati penghasilan Rp. 300,000/hari, atau Rp. 9 juta/bulan (sebelum potong gaji sang mandor). Jika ditotal semua usahanya tsb hanya dicapai dalam tempo 3,2 TAHUN SAJA.
Tentu saja ini cuma sebuah ilustrasi, dengan menarik garis lurus dari sebuah bisnis. Katakanlah dalam tempo 10 tahun (bukan 3,2 tahun seperti dalam ilustrasi), sang TUKANG BECAK mampu mencapainya. Ini LOGIS, dan bisa terjadi.
Berapa banyak TUKANG BECAK di dunia yang seperti itu ? Mungkin 1 banding 10 juta. Tetapi ADA.Berapa banyak TUKANG BECAK di dunia yang menjadi tukang becak seumur hidupnya dan terus hidup susah ? Buanyyaaak sekali.
Sekarang bandingkan dengan banyak profesional tamatan S1 ataupun S2, atau bandingkan dengan para pengusaha yang masih harus bergelut dengan kesibukan mencari nafkah setiap hari. Kontras sekali bukan....
THINK OUT OF THE BOX. Perbedaannya akan bagaikan langit dan bumi.
Kunci kesuksesannya terletak pada "duplikasi". Ini rahasianya : "Jalankan bisnis yang mudah diduplikasikan, dan tidak perlu keterlibatan kita secara penuh dalam bisnis tsb". Cth : ikuti bisnis franchise yang berpotensi, beli asset lalu sewakan asset tsb, dst.
KUNCI UTAMA LAINNYA adalah : Hidup hemat pada awalnya untuk menabung, uang tabungan di-investasikan untuk menghasilkan uang, lakukan terus berulang2, setelah penghasilannya sudah cukup besar, barulah hidup bersenang2.
Mari berhitung matematika .
Jika Anda diberikan 2 option kontrak kerja / kontrak bisnis berikut ini, mana yang Anda pilih ?1). Kontrak 2 tahun, tidak dpt dibatalkan, penghasilan/bulan Rp. 100 juta.
2). Kontrak 2 tahun, tidak dpt dibatalkan, penghasilan di bulan pertama cuma Rp. 1000, tapi berlipat dua setiap bulan.
Pilih mana ?
Jawabannya :
Option I : Penghasilan Rp. 100 juta/bln x 24 bln = Rp. 2,4 Milyar
Option II :Bulan ke-1 : Rp. 1000
2. 2000
3.4000
4. 8000
5. 16,000
6. 32,000
7. 64,000
8. 128,000
9. 256,000
10. 512,000
11. 1024,000
12. 2 juta
13. 4 juta
14. 8 juta
15. 16 juta
16. 32 juta
17. 64 juta
18. 128 juta
19. 256 juta
20. 512 juta
21. 1 milyar
22. 2 milyar
23. 4 milyar
24. 8 milyar
Jika Anda pilih option I, Anda kecolongan hampir 6 MILYAR !
Kita hanya diajari oleh guru di sekolah tentang teori2 Albert Eintein spt rumus kekuatan bom atom spt "E=MC2", dst. Tetapi tidak diajarkan bahwa "kekuatan duplikasi" juga dikagumi oleh Albert Eintein, ilmuwan paling cemerlang abad 20, ia mengatakan "Kekuatan duplikasi adalah keajaiban dunia ke delapan".
FINANCIAL FREEDOM ALA HOWARD SCHULTZ (pemilik Starbucks) ?
Bayangkan seorang pengusaha jenius sekaliber Schultz ( ia baru dijuluki pengusaha jenius setelah sukses, tetapi saat pertama kali menawarkan ide bisnis menjual segelas kopi seharga puluhan ribu rupiah, ia diteriakin GILA dan ditolak ratusan orang). Ia mampu mengubah produk komoditas murah (kopi) menjadi produk eksklusif (customer-experience) berharga luar biasa mahal. Ia pandai pula mendapatkan dana segar nan murah melalui GO PUBLIC. Ia pandai pula memanfaatkan media sebagai "public relation" untuk mempromosikan Starbucks. Ia pandai pula membangun partnership dgn perusahaan global spt Pepsi, dst.
Hasilnya LUAR BIASA. Dengan kekuatan "KONSEP DUPLIKASI", kedai kopi pertama yang dibangun Schultz tahun 1985, menjelma menjadi lebih dari 10,000 toko di tahun 2006, tersebar di seluruh dunia. Dan terus berlipat GANDA setiap tahun sampai sekarang.
Schultz lalu memutuskan untuk PENSIUN. Di tahun 2000, ia menggaji seorang "mandor" utk mengurus jaringan Starbucks nya di seluruh dunia. Tentu saja sang mandor disebut dengan istilah keren "CEO"bernama Orin C. Smith.
Baik sang TUKANG BECAK maupun SCHULTZ sama2 mencapai "financial freedom". Yang satu pencapaiannya hanya kelas regional, yang satu lagi kelas dunia.
Sedangkan milyaran penduduk dunia tidak pernah mencapai "financial freedom", walaupun hanya di kelas regional saja.
Bila sang TUKANG BECAK tamatan SD mampu melakukannya, seorang tamatan S1 secara logika pasti bisa melakukannya dengan hasil 3 kali lipat lebih banyak (SD ke S1 kan ada 3 tahap, yakni SMP, SMU, baru Universitas).
Mari kita ambil hikmahnya. Seandainya salah satu dari kita bisa memanfaatkan hikmah tsb dgn TAKE ACTION, semoga financial freedom bisa tercapai dalam 5 tahun mendatang....Bila Anda bermurah hati, artikel ini bisa dikutip utk disharing ke berbagai pihak, teman2 Anda, rekan2 kerja, famili2, ataupun disharing pada milis2 lainnya. SEmoga bermanfaat bagi kita semua. Semoga kisah Starbucks2 lain bermunculan di bumi Indonesia dalam 5 tahun mendatang....OK, semoga bermanfaat.
Sumber : Felix Jordan
posted by Dodi - Ryan @ 9:19:00 AM 0 comments
Kerja Itu Ibadah
Ungkapan “ Kerja itu Ibadah” , mungkin sering sekali kita dengar, dan sering diucapkan oleh ahli agama, motivator andal, atau mungkin oleh rekan kerja kita di kantor. Pertanyaan yang timbul adalah apa keterkaitannya, hingga kedua kata tersebut seolah tidak terpisahkan? Jawabannya ada pada sikap mental yang dipelihara dalam melakukan pekerjaan yang semata mata ditujukan untuk mengabdi kepada Tuhan,sikap mental itu antara lain :
Bekerja untuk masa depan
Semua pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang hendaknya direncanakan dan diperhitungkan secara matang untuk mencapai masa depan yang lebih baik dan bermanfaat bagi generasi selanjutnya. Ini berarti bahwa pekerjaan yang kita lakukan bukan hanya untuk hari ini saja dan mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan saat ini, melainkan dari apa kita kerjakan hari ini membawa kemajuan dan kesejahteraran bagi orang yang memanfaatkannya.
Bekerja keras dan menghargai waktu
Bekerja keras dan menghargai waktu sering diistilahkan dengan bekerja smart, yakni bekerja namun tidak bermalas-malasan, santai, tanpa rencana dan memboroskan waktu, tenaga dan dana. Orang yang bekerja smart tahu sampai sejauh mana dia harus bekerja, mengetahui pekerjaan yang urgent dan yang important.
Bekerja dengan penuh tanggung jawab
Semua pekerjaan yang kita lakukan akan kita pertanggung jawabkan di hadapan Tuhan dan masyarakat, sehingga dalam bekerja, semua masalah harus kita hadapi dengan penuh tanggung jawab, jangan sekali-sekali mengedepankan watak mencari perlindungan keatas, menutup-nutupi kesalahan dan melemparkan kesalahan kepada
orang lain. Satu hal yang perlu diingat dalam bekerja dengan penuh tanggung jawab ini adalah bahwa setiap perbuatan baik yang kita lakukan itu perbuatan baik untuk diri kita sendiri, sebaliknya setiap perbuatan jahat, itu adalah kejahatan untuk diri kita sendiri juga.
Hemat dan sederhana
Dalam memanfaatkan hasil kerja harus hemat dan sederhana, tidak mengedepankan sifat boros dan konsumtif yang berlebihan. Sikap hidup hemat dan sederhana ini akan menghindarkan dari perbuatan-perbuatan tercela yang bisa di lakukan dalam lingkungan pekerjaan yaitu KKN ( korupsi, kolusi dan nepotisme).
Bersaing secara jujur dan sehat
Bekerja adalah aktualisasi diri dari setiap pegawai, hal ini yang menyebabkan siapapun tidak akan lepas dari persaingan antar individu untuk menampilkan prestasi kerja terbaiknya, namun ada satu hal yang perlu diingat bahwa persaingan untuk maju dan berkembang harus dicapai secara wajar, jujur dan sehat tanpa merugikan orang lain serta harus mematuhi aturan main yang telah disepakati bersama.
Penguasaan alam, lingkungan dan ilmu pengetahuan
Sebaik-baik umat di bumi ini adalah umat yang mau belajar dari alam, lingkungan dan mencintai pengetahuan. Orang yang menguasai pengetahuan tentang alam dan lingkungan serta mampu membaca tanda-tanda alam dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya akan mampu melakukan pekerjaan dengan tepat, memahami seetiap perubahan yang terjadi dan mampu menyikapinya dengan arif dan bijaksana sehingga terhindar dari stagnasi (kemandegan) dalam kehidupan karirnya.
Dengan memelihara sikap mental di atas serta mengembangkannya dalam diri kita, bukan tidak mungkin kita sadari atau tidak juga akan mampu mempengaruhi orang-orang disekitarnya dan lebih luas lagi akan mempengaruhi orang yang ada dalam organisasi dimana kita berada.

Tidak ada komentar: