Kamis, 30 Agustus 2012

Filosofi Hidup


Filisofi Hidup
Nilai
Nilai dan konsep disusun manusia, dan pendapat ada sesudah diperbandingkan, hubungan itu bisa berubah tapi definisi tetap, nilai perbedaan antara cantik dan buruk, punya dan tidak punya, sulit dan mudah, panjang dan pendek, tinggi dan rendah, depan dan belakang, tidak bertahan selamanya
Air
Air akan meluap jika dituangkan terlalu penuh, selama pisau masih cukup tajam, jangan diasah lagi, pisau yang terlalu tajam akan mudah putus, orang yang
mempunyai terlalu banyak barang berharga menimbulkan iri hati dan diperhatikan penjahat, berbahaya melakukan sesuatu yang berlebihan
Memberi
Ada 2 macam tindakan memberi, memberi benda materi dan pengetahuan kebenaran atau moril, dari keduanya, memberi pengetahuan adalah lebih tinggi, Ada 2 macam tindakan berbagi, berbagi benda materi dan berbagi pengetahuan kebenaran, dari keduanya, berbagi pengetahuan adalah lebih tinggi, Ada 2 macam tindakan membantu, membantu benda materi dan membantu dengan pengetahuan, dari keduanya, membantu dengan pengetahuan adalah lebih tinggi
Baik Jahat

Di sini seseorang telah melakukan apa yang baik, melakukan apa yang bermanfaat, melakukan apa yang menguntungkan, serta tidak melakukan tindakan yang jahar, sembrono dan salah, dia tidak akan menyesal ketika berpikir, aku telah melakukan yang baik, dan tidak akan menyesal ketika berpikir, aku tidak melakukan yang jahat
Berbudi luhur
Orang yang berbudi luhur seperti air, air mempunyai tiga sifat istimewa, pertama air dapat memberikan makan kepada siapa saja, kedua, karena lunak, air tidak menetang hal-hal yang menyimpang namun membiarkan semuanya itu berjalan sebagaimana mestinya, ketiga air mengalir ke tempat rendah yang diremehkan orang, seperti air, yang tempatnya di bawah, orang berbudi luhur mau bersikap rendah
Life for Success
Regards,
HENDRY RISJAWAN
posted by Dodi - Ryan @ 9:18:00 AM 0 comments
Bersyukur
Saya memiliki tukang pijat langganan di rumah. Dia seorang tunanetra, namanya Agus. Walau istrinya juga tunanetra namun ketiga anaknya sehat dan lincah. Anak pertamanya kini sudah sekolah SMP sambil ”nyantri” di salah satu pesantren besar di Bogor. Sejak kecil Agus dan istrinya sudah tidak mampu melihat indahnya dunia. Menurut pengamatan saya, kehidupan sosial ekonomi keluarga Agus di atas kebanyakan tetangganya.
Dalam kehidupan dunia kita semua memiliki dua lingkaran. Lingkaran pertama adalah lingkaran yang menguasai kita. Pada lingkaran ini kita tidak punya peran atau andil sedikitpun, semua sudah given. Contohnya, kita tidak bisa memilih siapa orang tua kita, bentuk wajah kita, buta sejak lahir, warna kulit dan rambut kita. Sejak lahirpun kita sudah dibekali memiliki kebutuhan jasmani dan naluri.Lingkaran kedua adalah lingkaran yang kita kuasai.
Kitalah yang menentukan kemana kita pergi, memilih makanan yang kita santap, mengambil atau tidak harta yang bukan milik kita. Kita juga boleh memilih pekerjaan yang sesuai dengan hati nurani kita atau tetap bekerja di perusahaan atau instansi yang sebenaranya tidak cocok dengan prinsip hidup kita. Di lingkaran ini, hidup adalah
pilihan.Di lingkaran pertama, sikap kita seharusnya adalah bersabar dan kita terima apa adanya, tak perlu disesali. Sementara di lingkaran kedua, sikap kita adalah bersyukur yakni dengan cara mengoptimalkan semua potensi yang kita miliki untuk menebar kebaikan dan manfaat kepada banyak pihak.
Bila seseorang memberikan sesuatu kepada kita dan kemudian kita berucap terima kasih, menurut saya belum bisa dikatakan bersyukur. Mengapa? Boleh jadi sesuatu yang kita terima itu kemudian tidak kita manfaatkan. Makna bersyukur yang sesungguhnya adalah ucapan terima kasih yang disertai memanfaatkan secara optimal pemberian tersebut.Begitu pula Tuhan telah memberikan banyak nikmat dan karunia baik di alam semesta maupun yang melekat pada diri kita. Kita dikatakan bersyukur bila semua yang telah Tuhan berikan kita manfaatkan seoptimal mungkin untuk menebar kebaikan dan manfaat.
Agus terlahir buta, dia harus bersabar menerima kondisi itu. Namun Agus harus bersyukur karena masih memiliki indera lain yang bisa dimanfaatkan. Bentuk syukurkanya dia tuangkan dalam bentuk membuat usaha pijat. Dia menyediakan kamar di rumah yang dia bangun dari hasil usahanya sendiri, bahkan dia juga merekrut temannya yang juga buta untuk bekerja dengannya. Saya sering memanggil Agus untuk datang ke rumah. Selain memijat saya, kami sering berdiskusi tentang banyak hal. Hidup adalah pilihan. Kita bisa diam saja di rumah, bermalasan-malasan, menyiapkan seribu alasan untuk tidak aktif di berbagai kegiatan, menyalahkan kondisi, bergantung pada orang lain, menjadi beban bagi orang lain, berputus asa dari berbagai ujian hidup yang kita jalani, mengharapkan keajaiban datang.
Kita boleh memilih itu semua, tapi itu adalah pilihan orang yang tidak bersyukur kepada Tuhan. Pilihan orang bersyukur adalah, proaktif, selalu mencari alternatif dan ide-ide baru, selesai satu pekerjaan beralih ke pekerjaan lainnya, selalu ingin berprestasi dan memberi yang terbaik, keberadaannya selalu ingin memberi manfaat, selalu ingin punya kader yang berilmu dan berkualitas. Orang yang bersyukur nikmat hidupnya akan selalu ditambah oleh Sang Maha Pemberi. Contohnya Agus, karena dia bersyukur maka kehidupan sosial ekonominya jauh lebih baik dibandingkan para tetangganya. Jadi, bersyukurlah.
Keterangan Penulis:Jamil Azzaini adalah Inspirator Sukses Mulia, Senior Trainer dan penulis
buku Best Seller KUBIK LEADERSHIP
Solusi Esensial Meraih Sukses dan Kemuliaan Hidup.
Sebagian kita pasti akan memiliki pikiran umum yang sama membaca subject posting saya kali ini. Paling ngomongin tentang nilai ajaran atau filosofi (baik dalam kehidupan maupun bisnis) yang bisa diambil dari suatu film seperti posting tentang Avatar, Spiderman dan Batman ... hehe ayo ngaku ! Karena sayapun akan memiliki
pikiran yang sama ketika membaca postingan tentang film Pursuit Of Happiness atau Jerry McGuire.Tetapi yang akan saya sharing bukan tentang nilai ajaran dalam film Harry Potter, walau saya akui saya adalah salah satu penggemarnya dengan memiliki koleksi lengkap bukunya dan penonton pertama pada tiap kali filmnya tayang di bioskop.
Yang ingin saya sharing adalah tentang kebiasaan kita menerima asumsi umum yang berlaku dan kadang menyebabkan suatu kekurangan bagi diri kita, bahkan berbahaya. Hal yang sama contohnya dengan yang sering kita dengar tentang Teh Botol Sosro dimana orang pada pertama kali kemunculannya mencibir dengan menyatakan tak akan ada orang yang mau minum teh dari botol atau Aqua yang diawal terbitnya dicemooh karena air putih koq dijual.Mengenai Harry Potter, yang menarik adalah bahwa ternyata diawal kemunculannya, JK Rowling, sang penulis, tidak dapat menemukan penerbit yang mau menerbitkan buku tersebut. Bahkan perlu waktu setahun untuk mendapatkan penerbitnya.
Mainstream kala itu untuk pasar buku anak2 adalah mulai dari bahwa buku anak2 yang sukses tidak akan lebih dari 70.000 kata, penuh warna atau gambar dan kebanyakan memiliki isi yang rasional. Nah, seperti kita tau, buku Harry Potter itu tebal2 dan temanya adalah dunia penyihir yang irasional. Bahkan Rowling sejak awal menyatakan bahwa buku ini akan terbit sebanyak 7 seri. Akhirnya dalam lelang hak terbitnya, karena memiliki intuisi bisnis yang bertolak belakang, penerbit Harry Potter sampai membayar sebesar 6 digit, angka yang luar biasa besar untuk pasar buku. Dianggap gila di masa itu. Dan seperti yang kita ketahui bersama kemudian, Harry Potter booming, mempengaruhi peta bisnis penerbitan buku, bahkan harga indeks saham di wallstreet untuk bisnsi inipun sangat bergantung pada peluncuran buku terbaru dari serialnya dan dinobatkan sebagai buku anak paling berpengaruh abad ini.
Mengapa butuh waktu setahun untuk mendapatkan penerbit ?, sebegitu sulitkah ?, apakah para penerbit yang menolak itu tidak melihat ide kreatif pada buku Harry Potter ? Mereka, dan kita, termasuk saya, masih sering mengalami ini. Fenomena ini disebut data trap. Ya, data dan analisa yang kita terima kadang menjebak kita. Asumsi kita bermain dengan salah. Sebenernya gak bisa dipersalahkan juga sih, karena kita cenderung akan mengikuti 'suara terbanyak'.Angka, sains, logika dan analisa tetap diperlukan namun agar lebih menggigit diperlukan pendekatan lain yang lebih bernuansa otak kanan. Data akurat yang kita miliki lebih berisi data historis padalal pasar bersifat dinamis. Mustahil mendapatkan sesuatu yang berbeda untuk masa depan menggunakan cara yang sama dari masa lalu.Memang perlu latihan terus menerus.
Pak Haji atau para pebisnis sukses lain seperti memiliki intuisi yang kuat karena berlatih tiada henti. Bisa dengan mempertajam rasa ingin tahu, lebih peka terhadap kondisi lingkungan, melakukan pengamatan, menciptakan komunikasi dengan pelanggan, mempelajari segala sisi dan sudut pandang yang sekiranya bersinggungan dengan mereka, mematangkan materi2 dan teori2 melaui diskusi lintas disiplin dan bidang bisnis karena bisa didapat perspektif2 baru.Dan yang paling penting, seperti biasa : action action action :).Seperti yang dilakukan pak Try dengan Zerolabel dan distro khusus anak mudanya. Atau mbak Doris yang terus berlatih mendapatkan produk yang diinginkan pasar sehingga stok dan demand selalu sesuai. Begitu juga dalam pergaulan, kita sudah mahfun akan idiom : don't judge a book by its cover.
Pak Hadi gak akan sukses berbisnis selimut jika berasumsi seorang supir gak akan ada manfaatnya diajak ngobrol, ternyata dari situ awal beliau berkenalan dengan bos pabriknya atau ketika berbincang dengan seseorang yang ternyata raja karpet bekas.Wah, saya aja masih harus terus berlatih nih. Ciat ciat !. Expecto Petronum !

Tidak ada komentar: